Jawaban:

Penjelasan:

Pemberian tugas berpikir taraf tinggi: Pengajar bisa menaruh tugas yg mendorong anak didik buat memakai kepandaian taraf tinggi, misalnya menganalisis, mengevaluasi, atau mencipta. Misalnya, anak didik diminta buat menganalisis impak suatu insiden sejarah atau mengevaluasi keputusan karakter pada sebuah cerita.

Diskusi gerombolan : Pengajar bisa mengorganisir diskusi gerombolan  pada mana anak didik berkolaborasi buat memecahkan kasus atau membahas topik tertentu. Diskusi ini bisa merangsang pemikiran kritis & menciptakan pemahaman yg lebih mendalam mengenai bahan ajar.

Pembelajaran berbasis proyek: Pengajar bisa menaruh tugas proyek yg memerlukan pemecahan kasus, penelitian, & analisis. Siswa bisa mengerjakan proyek-proyek ini secara berdikari atau pada gerombolan , sebagai akibatnya mereka bisa membuatkan pemahaman yg lebih luas mengenai topik yg dipelajari.

Simulasi atau permainan kiprah: Pengajar bisa mengatur simulasi atau permainan kiprah pada mana anak didik bisa terlibat pada situasi konkret atau dihadapkan dalam kasus yg memerlukan pemikiran kritis & pemecahan kasus. Misalnya, anak didik bisa memainkan kiprah menjadi pejabat pemerintah pada simulasi sidang parlemen.

Penugasan proyek individu: Pengajar bisa menaruh tugas proyek yg memungkinkan anak didik buat mengeksplorasi topik yg diminati secara mendalam. Siswa bisa melakukan penelitian independen, menciptakan laporan, atau menciptakan presentasi mengenai topik yg mereka minati.

Penggunaan multimedia: Pengajar bisa memanfaatkan teknologi & multimedia menjadi wahana buat menaruh bahan ajar menggunakan cara yg menarik & interaktif. Misalnya, memakai video, audio, atau animasi buat memvisualisasikan konsep atau mempresentasikan informasi.

Tantangan & pertanyaan yg merangsang berpikir: Pengajar bisa menaruh tantangan atau pertanyaan yg mendorong anak didik buat berpikir kritis, menganalisis, atau menghubungkan konsep-konsep yg dipelajari. Pertanyaan bisa dibuat buat merangsang pemikiran reflektif & pemerolehan pengetahuan yg lebih mendalam.

Penting bagi pengajar buat menentukan & merancang aktivitas yg sinkron menggunakan konten pelajaran, taraf kognitif anak didik, & tujuan pembelajaran. Dengan menyediakan aktivitas yg mengakomodasi ciri pendekatan kognitif, pengajar bisa mendorong anak didik buat berpikir kritis, menganalisis informasi, & menciptakan pemahaman yg mendalam mengenai bahan ajar.