peristiwa yang menjelaskan keadilan umar bin khatab setelah menjadi khalifah​

Berikut ini adalah pertanyaan dari raisyaputriram19 pada mata pelajaran Bahasa lain untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Peristiwa yang menjelaskan keadilan umar bin khatab setelah menjadi khalifah​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Sikap adil merupakan salah satu prinsip tertinggi yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin. Seluruh keputusan dan kebijakan pemimpin perlu bermuara pada kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara luas. Artinya tidak mengenal kelompok, suku, agama, dan golongannya sendiri. Semua terlayani dengan baik. Nabi Muhammad merupakan pemimpin yang menjadi teladan bagi para sahabat dan umatnya. Rasulullah saw menerangkan bahwa para penegak keadilan dan pemimpin yang adil akan ditempatkan Allah dalam kedudukan yang luhur dan terpuji, sampai digambarkan berada di atas “mimbar cahaya”. Sikap adil Nabi Muhammad diteruskan oleh para sahabatnya, termasuk Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah Umar menjelaskan bahwa adil itu tidak mengenal dispensasi bagi keluarga dekat ataupun yang jauh dan tidak pula mengenal waktu sempit atau lapang. Walaupun ia nampaknya lunak akan tetapi sebenarnya kuat, dapat memadamkan api kezaliman dan memberantas kebatilan. Kehidupan Khalifah Umar bin Khattab tidak lepas dari memperhatikan kesejahteraan, keamanan, dan keadilan warganya. Suatu ketika Umar mendapat laporan bahwa putra Gubernur Mesir telah menempeleng seorang warga negara tanpa tanpa sebab berarti dibanding perlakuan yang telah didapatnya itu. Seketika, Umar segera memanggil sang Gubernur yang tak lain adalah Amr bin Ash untuk mengedepankan putranya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya yang dinilai sewenang-wenang itu. Di hadapan Gubernur Mesir dan putranya itu, Khalifah Umar memperlihatkan ketegasannya dengan kata-kata yang hingga kini termasyhur menjadi sebuah doktrin. Umar berkata: Ilaa mataa ista’badtum an naasa wa qod waladathum ummahatuhum ahroron? (Sampai kapan kalian memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka dalam keadaan merdeka?) Konon, menurut riwayat yang diceritakan oleh KH Saifuddin Zuhri dalam buku karyanya Berangkat dari Pesantren (2013) itu, doktrin Sayyidina Umar tersebut yang menguatkan jalan perjuangan para kiai dan ulama di Indonesia dalam mengusir penjajah dari tanah air.

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh meilanideviyanti dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 08 May 22