Dari hasil percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ketersediaan air tanah dan air permukaan. Dalam panci berisi batu bata (panci A), air yang tersimpan di dalamnya  menunjukkan ketinggian air yang turun seiring  waktu karena batu bata menyerap air dan membiarkan air meresap ke dalam tanah di bawahnya. Hal ini menunjukkan pot A menunjukkan terbentuknya air tanah.

Pada saat yang sama, air yang ditampung dalam wadah berisi bebatuan (Bain B) tidak mengalami perubahan tinggi muka air, karena bebatuan sungai tidak menyerap air. Hal ini menunjukkan pot B menunjukkan terbentuknya air permukaan.  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa air tanah terbentuk selama proses perembesan air ke dalam tanah melalui retakan dan rongga  antara material tanah atau batuan, sedangkan air permukaan terbentuk oleh kondensasi uap air atau  hujan yang tidak meresap ke dalam tanah.