Jawaban:

Berikut ini adalah contoh studi kasus UMKM mikro dan UMKM makro:

Studi Kasus UMKM Mikro:

1. Usaha Kue Basah: Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi memasak membuka usaha membuat kue basah dari rumahnya. Ia memulai dengan modal kecil dan mempromosikan produknya melalui media sosial dan mulai memenuhi pesanan dari teman-teman dan keluarga.
2. Usaha Sablon Kaos: Seorang lulusan desain grafis membuka usaha sablon kaos dari rumahnya dengan membeli mesin sablon dan bahan baku yang dibutuhkan. Ia mulai memproduksi kaos untuk teman dan keluarga, dan jika permintaan tinggi, ia memperluas bisnisnya dengan membuka toko online.

Studi Kasus UMKM Makro:

1. Usaha Percetakan: Seorang pengusaha membuka usaha percetakan besar dengan membeli mesin cetak dan bahan baku yang dibutuhkan. Ia menjual produknya ke perusahaan dan instansi pemerintah dengan jumlah pesanan yang besar.
2. Usaha Perikanan: Sekelompok nelayan membentuk sebuah perusahaan perikanan dengan membeli peralatan dan kapal pancing yang lebih besar dan modern. Mereka memasok ikan ke pasar besar dan mempekerjakan tenaga kerja lebih banyak untuk membantu bisnis mereka.

Kedua contoh di atas menunjukkan bagaimana UMKM mikro dan UMKM makro berbeda dalam skala dan jumlah modal yang dibutuhkan. UMKM mikro memulai bisnis dengan modal yang lebih kecil dan lebih sederhana, sementara UMKM makro membutuhkan modal yang lebih besar dan memiliki skala bisnis yang lebih besar. Namun, kedua jenis UMKM sama-sama memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang.

Penjelasan:

semoga membantu ya kak