Persamaan dan perbedaan kehidupan masyarakat pada kerajaan Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya adaalah sebagai berikut:

Penjelasan:

Persamaan antara kerajaan Kutai, Terumanegara, dan Sriwijaya

Berdasarkan letaknya ketiga kerajaan ini dilalui oleh oleh jalur perdagangan Internasional

Ketiga Kerajaan tersebut sudah mengenal bahasa sansekerta dan dituliskan dengan huruf Pallawa

Berdasarkan peradabannya, ketiga kerajaan ini dibangun didekat sungai. Kerajaan Kutai terletak dekat sungai Mahakam, Kerajaan Sriwijaya terletak dekat sungai Musi (ada juga yang menyatakan dekat sungai Batanghari), sedangkan kerajaan Tarumanegara dekat sungai Citarum

Mata pencaharian masyarakat ketiga kerajaan ini adalah sebagai petani, peternak, dan pedagang

Ketiga kerajaan ini mendapat pengaruh besar dari India, termasuk sistem pemerintahannya yang berbentuk kerajaan dan pemimpinnya dipilih mengikuti garis keturunan

Perbedaan Kerajaan Kutai, Sriwijaya dan Tarumanegara

Berdasarkan letaknya walaupun ketiga kerajaan ini terletak dekat sungai namun kerajaan Kutai, Sriwijaya, dan Tarumanegara berada dipulau yang berbeda yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Jawa

Ketiga kerajaan tersebut mempunyai pengaruh dari india walaupun mereka memiliki kepercayaan yang berbeda-beda. Kerajaan Tarumanegara bercorak Hindu yang memiliki aliran Waesnawa dan kerajaan Kutai diketahui memiliki agama bercorak Hindu aliran Syiwa, kerajaan Sriwijaya bercorak Budha.

Kerajaan kutai masih menggunakan medium Yupa sebagai kerajaan hindu tertua dinusantara untuk menulis riwayat kerajaan dan kegiatan kerajaan yang menjadi bukti/penanda kekuasaan. Fungsi Yupa sendiri adalah tempat untuk mengikat hewan kurban. Sementara, Tarumanegara dan sriwijaya sudah lebih maju dan mengenal prasasti.

Kerajaan Sriwijaya dikenal dengan istilah Negara Nasional Pertama di Indonesia karena kekuatan maritimnya yang luar biasa. Sedangkan kedua kerajaan lainnya tidak seperti itu.

Diantara ketiga kerajaan, Sriwijaya menempati letak yang jauh lebih strategis tidak seperti kedua kerajaan lainnya. Hal ini menyebabkan Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagagan internasional.