Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453 merupakan titik balik bagi perkembangan ekonomi dan politik di Eropa karena peristiwa ini menyebabkan terputusnya jalur perdagangan rempah-rempah yang melewati Konstantinople.

Kondisi ini mendorong negara Eropa seperti Portugal dan Spanyol, serta kemudian Belanda, untuk mencari jalur perdagangan alternatif ke tempat asal rempah-rempah.

Bangsa Eropa pertama yang mencapai Nusantara, yang merupakan sumber penting rempah-rempah, adalah bangsa Portugis yang sampai pada tahun 1512. Kedatangan dan kesuksesan Portugis dalam menemukan jalur pelayaran rempah-rempah ini ditiru oleh bangsa Eropa lainnya, termasuk Belanda.

Proses kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dimulai dengan keinginan Belanda menemukan jalur langsung perdagangan rempah-rempah. Belanda melakukan penjelajahan dengan memanfaatkan rute yang ditemukan oleh Portugal, yang mana peta rute ini berhasil didapatkan Belanda melalui para pedagang yang sebelumnya berdagang di Lisabon.

Dengan berbekal informasi tentang rute pelayaran Portugis ini, Belanda mengirim ekspedisi pertama mereka. Ekspedisi ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman, yang sampai di Banten pada Juni 1596. Ekspedisi ini menempuh rute yang dilewati pelaut Portugis, yaitu, mengitari benua Afrika di Tanjung Harapan.

Ekspedisi ini adalah ekpedisi pertama yang berhasil mencapai Indonesia dari Belanda. Dari kesuksesan ekspedisi ini, Belanda akhirnya mendirikan kongsi dagang mereka, yaitu VOC, yang kemudian meluaskan kekuasaannya hingga menjajah Indonesia selama sekitar 3 abad.