Berikut ini adalah pertanyaan dari ratuazizah7287 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
cerita wawacan Sunda yang mengandung 2 pupuh didalamnya!!
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Wawacan panji wulung merupakan cerita tradisional di tatar sunda sunda, jawa Barat. Wawacan ini menceritakan tentang perjalanan hidup dari seorang pangeran yang bernama Raden Panji Wulung.
Panji wulung adalah seorang anak dari Prabu Sewakiswara, yaitu seorang raja dari kerajaan Sokadana dan ibunya seorang selir yang bernama Ken Tunjungsari, yang merupakan putri dari kerajaan Blambangan, di wilayah yang sekarang masuk wilayah Banyuwangi, Jawa Timur.
Saat ibunya hamil, istri dari Prabu Dewakiswara iri hati kepadanya, dan membujuk Prabu Dewakiswara bahwa Panji Wulung bukanlah anaknya melainkan hasil perselingkuhan.
Selir selamat karena pertolongan sang patih yang setia, dan tak lama kemudian melahirkan seorang anak laki-laki di tempat persembunyian nya tersebut dan bayi ini diberi nama Panji Wulung. Sang Parih kemudian mendidik Panji Wulung hingga dewasa. Setelah dewasa.
Suatu waktu Panji Wulung berkelana ke beberapa tempat dan menyelamatkan seorang putri cempaka dari cengkraman seorang pelatih gajah di hutan. Paji Wulung kemudian jatuh cinta pada sang putri tersebut. Raja campa memberi restu kepada mereka untuk menikah.
Setelah itu raja cempaka wafat, dan Panji wulung diangkat menjadi raja penggantinya sesuai dengan wasiat almarhum.
Patih sokadana setia mengunjungi panji wulung di campa, dan Panji wulung pun selalu mengunjungi ayah kandungnya di sokadana hingga tahulah si ayah yang merupakan raja di sokadana, bahwa Panji Wulung dari kerajaan cempaka tersebut adalah anak kandungnya sendiri.
Panji Wulung kembali ke Cempa setelah berhasil memadamkan pemberontakan yang dilakukan oleh patih campa yang tidak setia. Hingga akhirnya kerajaan Cempa dan Sokadana hidup makmur dan damai.
Kisah Wawacan Panji Wulung ini ditulis oleh: R.H. Moehamad Moesa, Penghulu Kabupaten Garut pada zaman penjajahan Hindia Belanda dan diterbitkan oleh penerbit Mangkoenagara pada tahun 1931. Dan cerita ini sangat terkenal di kalangan suku Sunda.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh gilangharahap8965 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Fri, 06 May 22