Berikut ini adalah pertanyaan dari tehb1699 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Aku melihat Syadha, sahabatku. Bukannya gembira melihatnya, aku malah menangis. Bagaimana tidak? Aku seperti bermimpi. Sahabat yang dulu kupercaya, sudah berubah. Begini…
Aku berjalan pelan menuju taman kota. aku sudah enam bulan tak berjumpa dengan Syadha, sahabatku. Aku sengaja pergi ke sini karena statusnya di media sosial. ‘ke taman kota, yuks!’
Tapi, sesampainya aku di sana…
“Eh, Syadha, tumben, nggak sama Hita!” sapa Melli, temanku dulu. Oh iya. Namaku Hita.
“Ngapain? Dia itu ngeselin, tau. Selalu ngirim surat banyak buat aku. Aku tuh udah move on, nggak kayak dia! Masa, ya, dia belum punya teman sama sekali dengan alasan karena pengen setia sama aku? Heloow! Aneh, nggak, sih? Sebenernya, dari SD, tuh, aku dah sebel, sama dia! Ngikutin aku terus ke manapun aku pergi. Emang, siapa dia? Sok kenal banget!” ujar Syadha. Aku benar-benar tak percaya. Aku memang nggak punya teman, tapi bukan karena pengen setia, dan aku memang berusaha tetap menjalin persahabatan dengan Syadha. Aku seperti mau pingsan. Aku ingin berteriak kesal, mengadu kepada alam, yang menjadi saksi bisu pengkhianatan itu. Tapi segera kucegah. Aku tau, masih ada jalan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah ini. Dan akhirnya, aku pun kembali ke rumah.
Liburan 2 minggu ini terasa menyebalkan dan membosankan. Setiap kali aku pergi ke suatu tempat, pasti di sana ada Syadha dan Melli yang terus membicarakan kejelekanku. Bahkan, hal kecil saja masih dibahas. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk bertemu mereka berdua.
13 Desember. Aku menemui mereka berdua.
“Hai, Hita! Lama nggak ketemu! Aku udah mau lulus, lho, di Jerman!” seru Syadha baik dan ramah-untuk sementara, sepertinya kau mulai tidak tega membicarakan apa yang ingin kubicarakan.
“Alhamdulillah. Aku juga dapet nilai bagus. Ngomong-omong, aku pengen kasih tau sesuatu, sama kalian!” ujarku langsung to the point -sebelum aku luluh akan rayuan Syadha.
“Ada apa?” ujar Melli.
“Aku…” sambil terisak, aku menceritakan apa yang kulihat kepada mereka berdua. Bukannya merasa bersalah, mereka malah tertawa sambil mengelus punggungku.
“Kamu tau, Hita? Yang kamu dengar selama ini salah. Itu hanya salah paham,” kata Melli.
“Apa maksudmu? Aku benar-benar melihatnya sendiri!” ujarku sedikit keras.
“Begitu banyak nama Hita di dunia ini. Tidak hanya kamu. Hita Putri Annisa adalah namamu. Dan kita itu bersahabat. Tapi, apakah kamu kenal Hita Riyaya?” tanya Syadha. Aku menggeleng.
“Hita Riyaya adalah gadis yang sering kami bicarakan. Dia anak SD kita juga. Tapi, saat kamu pindah, dia baru masuk. Sehingga kamu, tidak mengenalinya. Setiap hari, kotak posku penuh dengan suratnya dia yang berisi pengalamannya yang terdengar aneh dan membingungkan. Dia suka membual. Dia bersahabat denganku hanya karena harta dan kekayaan. Maka dari itu, aku benci Hita. jadi, kamu hanya salah paham,” jelas Syadha. aku mengusap air mata.
“Astaghfirullah. aku… aku minta maaf. aku menuduh kalian,” aku menangis sambil memeluk Syadha.
“Tak apa. kami juga minta maaf karena jarang menghubungi dan bercerita lagi sama kamu, jadinya kamu nggak tau,” ujar Melli. aku mengangguk dan memeluk mereka. Aku benar-benar malu, dan akan berusaha mengecek dan memeriksa terlebih dahulu sebelum memutuskan dan mengambil kesimpulan.
Penjelasan:
maaf kalo banyak yang salah
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh nurhidayat2063 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Sat, 04 Feb 23