Penjelasan:

Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) adalah pemberontakan yang terjadi di Jawa Tengah, Indonesia, pada periode tahun 1948 hingga 1962. DI/TII adalah gerakan separatis Islam yang berupaya memisahkan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur dari pemerintahan Indonesia dan membentuk negara Islam yang berdiri sendiri.

Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Kartosuwiryo, seorang tokoh agama Islam yang telah memiliki pengikut sejak sebelum Indonesia merdeka. Pada awalnya, DI/TII bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Indonesia dan membentuk negara Islam. Namun, setelah pemilihan umum 1955, Kartosuwiryo mengubah strategi gerakannya menjadi melalui cara-cara politik. Namun, ia masih menggunakan kekerasan untuk memperjuangkan tujuannya.

Pada tahun 1957, pemerintah Indonesia memperoleh informasi bahwa Kartosuwiryo dan gerakan DI/TII telah mempersenjatai diri dengan senjata-senjata yang diperoleh dari luar negeri. Pemerintah Indonesia kemudian mengirimkan pasukan TNI (Tentara Nasional Indonesia) untuk menumpas gerakan DI/TII. Pemberontakan ini berlangsung selama beberapa tahun dan menyebabkan kerugian besar, baik dari segi materi maupun korban jiwa.

Setelah penumpasan gerakan DI/TII oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1962, Kartosuwiryo ditangkap dan diadili atas tuduhan pemberontakan. Ia dihukum mati dan dijatuhi vonis pada tahun 1962. Setelah itu, gerakan DI/TII tidak lagi memiliki pengaruh signifikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pemberontakan DI/TII merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ancaman serius bagi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keharmonisan masyarakat Indonesia, jika perbedaan pandangan dan perbedaan kepentingan tidak dapat diatasi secara damai