Perbedaan sumber daya alam yang dimiliki oleh setiap negara dapat menjadi faktor penghambat perubahan sosial budaya dalam beberapa cara. Berikut adalah beberapa contoh:

1. Ketimpangan ekonomi: Negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah cenderung memiliki ekonomi yang kuat. Di sisi lain, negara-negara yang kekurangan sumber daya alam sering menghadapi tantangan ekonomi yang besar. Ketimpangan ekonomi ini dapat menciptakan kesenjangan sosial yang signifikan antara kelompok-kelompok masyarakat, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perubahan sosial budaya. Ketimpangan ekonomi dapat menghasilkan ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan, kesempatan kerja, dan layanan sosial, yang semuanya mempengaruhi perubahan sosial dan budaya.

2. Ketergantungan pada sumber daya alam: Negara-negara yang sangat bergantung pada sumber daya alam seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan diversifikasi ekonomi. Jika negara hanya mengandalkan satu atau beberapa sumber daya alam sebagai sumber utama pendapatan, mereka rentan terhadap fluktuasi harga global dan permintaan pasar. Ketika harga komoditas jatuh, negara-negara ini mungkin mengalami krisis ekonomi yang serius, yang dapat menghambat perubahan sosial budaya karena fokus mereka terletak pada pemulihan ekonomi daripada perubahan sosial.

3. Konflik sumber daya: Sumber daya alam yang langka atau berharga sering kali menjadi sumber konflik antara kelompok-kelompok masyarakat, suku, atau negara. Persaingan atas sumber daya ini dapat menciptakan ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda, yang pada gilirannya dapat menghambat perubahan sosial budaya. Ketika konflik sumber daya terjadi, energi dan sumber daya yang seharusnya dialokasikan untuk perubahan sosial dan budaya dapat teralihkan untuk mengatasi konflik tersebut.

4. Pengaruh eksternal: Negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seringkali menjadi sasaran pengaruh eksternal oleh negara-negara atau perusahaan asing. Pengaruh ini dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi, politik, dan budaya negara tersebut. Pada beberapa kasus, pengaruh eksternal ini dapat membatasi perubahan sosial budaya karena adanya upaya untuk mempertahankan status quo yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.