Konsep ekonomi aglomerasi (economies of agglomeration) dalam interaksi keruangan mengacu pada fenomena di mana perusahaan dan bisnis cenderung berkumpul dalam kawasan tertentu yang relatif berdekatan satu sama lain. Hal ini terjadi karena adanya keuntungan-keuntungan ekonomi yang didapat oleh para pelaku usaha ketika mereka berkumpul dalam satu wilayah atau kawasan. Konsep ini terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi, serta mempromosikan pertukaran pengetahuan dan keterampilan di antara para pelaku usaha yang ada dalam suatu wilayah.

Perwujudan Konsep ekonomi aglomerasi dalam interaksi keruangan bisa terlihat di banyak kawasan di berbagai negara, seperti jalan protokol dan pusat bisnis di kota besar, industri di pelabuhan, atau kawasan teknologi tinggi yang terletak di pusat kota atau wilayah perkotaan yang padat. Fenomena tersebut terjadi karena adanya keunggulan saling menguntungkan yang didapat oleh para pelaku usaha yang membuka bisnis di wilayah tertentu.

Dalam interaksi keruangan, konsep ekonomi aglomerasi membawa dampak positif dalam hal meningkatkan produktivitas, mempromosikan pembangunan ekonomi, memberikan peluang kerja baru untuk masyarakat setempat, meningkatkan daya saing wilayah, serta mempermudah inovasi teknologi. Namun, konsep ekonomi aglomerasi juga berdampak negatif dalam hal terjadinya sampah dan kerusakan lingkungan, kemacetan lalu lintas, pengurangan ruang hijau dan kualitas udara. Oleh karena itu, kebijakan pengembangan ekonomi wilayah harus mempertimbangkan secara hati-hati dampak yang ditimbulkan dan membantu meminimalisir dampak negatifnya.