Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar tentang

Berikut ini adalah pertanyaan dari samybagastian7898 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi tiga macam, yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya. Jabarkan perbedaan ketiganya dan berilah masing-masing contoh!

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Pembelajaran berbasis budaya dibedakan menjadi tiga macamnya, yaitu belajar tentang budaya, belajar dengan budaya, dan belajar melalui budaya. Berikut adalah pembahasannya:

Belajar tentang budaya :

Budaya sebagai ilmu berarti mempelajari budaya pada mata pelajaran tertentu untuk setiap budaya. Mata pelajaran tersebut tidak terintegrasi dengan mata pelajaran  lain dan tidak saling berkaitan. Mata pelajaran yang menganggap kebudayaan sebagai ilmu antara lain seni, tari, musik, seni budaya, dan kerajinan. Pembelajaran berbasis budaya yang menganggap budaya sebagai ilmu cenderung mengandalkan media budaya yang disediakan oleh guru.

Belajar dengan Budaya :

Contohnya ketika seorang guru menggunakan sempoa, alat berhitung yang biasa digunakan oleh orang Cina. Guru dapat menunjukkan posisi seperti 1, puluhan, ratusan, ribuan, dll dan menunjukkan cara menambah dan mengurangi perkalian dan pembagian. Contoh lain: Seorang guru fisika  memperkenalkan konsep bunyi, gelombang bunyi, dan gema dengan menggunakan angklung, karun, atau gong dengan berbagai bentuk dan ukuran. Guru seni suara juga dapat menggunakan angklung  untuk memperkenalkan nada dan menambahkan lagu.

Belajar melalui Budaya :

Contohnya yaitu guru dapat mengevaluasi pemahaman siswa tentang isu-isu lingkungan dan bagaimana mereka menghidupkan isu-isu tersebut dengan menganalisis produk budaya yang diwujudkan siswa.

Pembahasan:

Pembelajaran Berbasis Budaya adalah taktik penciptaan lingkungan belajar & perancangan pengalaman belajar yg mengintegrasikan budaya menjadi bagian menurut proses pembelajaran.

Sekolah yang menyediakan sumber belajar seperti alat musik dan peralatan teater untuk studi budaya memiliki mata pelajaran budaya yang relatif berkembang dengan baik di sekolah tersebut. Namun, banyak sekolah yang tidak memiliki sumber belajar yang memadai, sehingga mata pelajaran tersebut (tetapi tidak selalu) merupakan pelajaran rutin dari buku dan cerita guru. Dalam keadaan seperti ini, mata pelajaran budaya pada akhirnya menjadi tidak berarti bagi siswa, guru, sekolah, dan pekerja budaya di masyarakat di mana sekolah itu berada. Inilah gambaran kegagalan mata pelajaran budaya yang ada saat ini.

Dalam pembelajaran budaya, budaya dan representasinya menjadi media pembelajaran dalam proses pembelajaran, konteks contoh konsep atau prinsip  mata pelajaran, dan konteks penerapan prinsip atau praktik mata pelajaran. Misalnya, untuk memperkenalkan bentuk bilangan (bilangan positif dan negatif) ke dalam  garis bilangan, gunakan cepot (Lambang Kegembiraan Wayan Sunda). Cepot membimbing siswa untuk bekerja dengan garis bilangan dan operasi sambil belajar matematika.

Belajar melalui budaya merupakan bentuk ekspresi ganda dari belajar, bentuk  pemahaman dalam berbagai bentuk. Misalnya, siswa tidak perlu mengikuti tes untuk menangani topik lingkungan, tetapi siswa dapat membuat poster, esai, lukisan, lagu, atau puisi yang menggambarkan lingkungan. Mereka bebas berekspresi dalam karya-karya tentang kekeringan, banjir, hutan  gundul, pegunungan indah, dll.

Pelajari Lebih Lanjut

Pelajari lebih lanjut mengenai pembelajaran berbasis budaya yomemimo.com/tugas/27358370

#BelajarBersamaBrainly#SPJ4

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh equivocactor dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 22 Aug 22