Jawaban:

Penjelasan:

Keberadaan jalur perdagangan di Laut Tengah memang mengalami perubahan signifikan setelah jatuhnya Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada tahun 1453. Konstantinopel merupakan kota yang strategis sebagai pusat perdagangan antara Eropa dan Asia, sehingga jatuhnya kota tersebut memengaruhi arus perdagangan di wilayah tersebut.

Sebagai akibat dari jatuhnya Konstantinopel, Kekaisaran Ottoman yang baru menguasai kota tersebut menutup jalur perdagangan yang menghubungkan Laut Tengah dengan Asia Timur, yang sebelumnya dilalui oleh pedagang-pedagang Venesia, Genoa, dan negara-negara Eropa lainnya. Hal ini membuat pedagang-pedagang Eropa harus mencari jalur alternatif untuk melakukan perdagangan dengan Asia Timur, seperti mengelilingi benua Afrika melalui Samudera Hindia atau menyeberangi Samudera Atlantik.

Selain itu, keberadaan jalur perdagangan di Laut Tengah juga berubah akibat dari kemajuan teknologi pelayaran. Kapal-kapal yang lebih besar dan lebih kuat mulai dibangun, sehingga memungkinkan para pedagang untuk mengangkut barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dan jarak yang lebih jauh. Hal ini memperluas jangkauan perdagangan ke wilayah-wilayah baru di dunia, seperti Amerika Selatan, Afrika Barat, dan Asia Timur.

Dalam hal ini, kedatangan bangsa Portugis yang membuka jalur laut ke Asia melalui Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan pada tahun 1488 memainkan peran penting dalam perubahan arus perdagangan di dunia. Kedatangan mereka membuka peluang baru bagi pedagang Eropa untuk melakukan perdagangan langsung dengan Asia Timur, tanpa harus melewati jalur perdagangan tradisional di Laut Tengah.