Jawaban:

1. Penemuan-penemuan baru seperti kompas, peta, dan kapal layar yang lebih besar dan tahan laut memungkinkan bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan jauh ke seluruh dunia. Penjelajahan ini membuka peluang baru bagi Eropa untuk memperluas perdagangan, kolonialisasi, dan pengaruh ke seluruh dunia.

2. Penjajahan pada masa Belanda dan Jepang memiliki perbedaan signifikan. Pada masa Belanda, penjajahan lebih banyak dilakukan melalui kekuatan militer dan ekonomi. Para pejabat Belanda menguasai sistem politik, ekonomi, dan hukum di Indonesia, sementara orang pribumi dianggap inferior dan diperlakukan secara diskriminatif. Pada masa Jepang, penjajahan lebih banyak dilakukan melalui propaganda dan penindasan. Pemerintah Jepang mempromosikan konsep Asia Raya dan menekan segala bentuk perlawanan dengan kekerasan dan represi.

3. Dampak positif dari penjajahan yang dilakukan di Indonesia antara lain:

Adopsi teknologi dan infrastruktur baru yang membantu mempercepat modernisasi dan pembangunan di Indonesia, seperti sistem irigasi, jalan raya, dan perkeretaapian.

Penyebaran pendidikan modern dan sistematis yang membantu meningkatkan tingkat literasi dan kemampuan orang Indonesia dalam berkomunikasi dan memahami konsep-konsep baru.

4. Rakyat Indonesia melakukan perlawanan terhadap penjajahan karena mereka merasa dijajah dan diperlakukan secara tidak adil oleh penguasa asing. Selain itu, perlawanan juga dipicu oleh rasa nasionalisme dan semangat kebebasan yang tumbuh di kalangan rakyat Indonesia. Pada akhirnya, perlawanan ini bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari cengkeraman asing dan meraih kemerdekaan sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

5. Tawuran yang dilakukan oleh para pelajar tidak dapat disebut sebagai bentuk penodaan terhadap Sumpah Pemuda. Meskipun Sumpah Pemuda menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan Indonesia, hal ini tidak menghilangkan fakta bahwa tawuran pelajar lebih disebabkan oleh faktor-faktor internal seperti persaingan dan egoisme pribadi, daripada faktor eksternal seperti perbedaan agama atau suku. Namun, tawuran tersebut dapat merusak citra positif Indonesia dan menciderai semangat persatuan dan kesatuan yang ditekankan oleh Sumpah Pemuda.