Jawaban:

Konflik atau perang di Kamboja pada tahun 1970-an melibatkan banyak pihak, termasuk Amerika Serikat.

Penjelasan:

Menurut sudut pandang Amerika Serikat, konflik di Kamboja dimulai setelah Khmer Merah merebut kekuasaan pada tahun 1975. Khmer Merah adalah sebuah kelompok komunis yang dipimpin oleh Pol Pot dan berusaha untuk menciptakan sebuah negara komunis yang murni di Kamboja.

Amerika Serikat sebelumnya telah terlibat dalam Perang Vietnam yang berkepanjangan, dan melihat Kamboja sebagai bagian dari konflik tersebut. Amerika Serikat juga telah membiayai pemerintahan Kamboja yang dipimpin oleh Lon Nol dan mengirim pasukan ke Kamboja pada tahun 1970 untuk membantu Lon Nol menggulingkan pemerintahan Sihanouk yang bersikap netral.

Namun, setelah Khmer Merah merebut kekuasaan pada tahun 1975, Amerika Serikat mengambil tindakan yang lebih keras terhadap mereka. Pada tahun 1975, Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatik dengan Kamboja dan menghentikan bantuan luar negeri. Selain itu, Amerika Serikat juga memberikan dukungan kepada pihak oposisi dan pasukan anti-Khmer Merah.

Namun, meskipun Amerika Serikat secara resmi tidak terlibat dalam konflik Kamboja, CIA dan pasukan khusus AS tetap terlibat dalam operasi rahasia di Kamboja, termasuk serangan udara dan pengiriman pasukan khusus untuk membantu pihak oposisi.

Secara keseluruhan, Amerika Serikat melihat Khmer Merah sebagai ancaman terhadap keamanan regional dan kepentingan nasional mereka di Asia Tenggara. Mereka berusaha untuk menghentikan Khmer Merah dan mendukung pihak oposisi untuk menggulingkan pemerintahan tersebut. Namun, pengaruh Amerika Serikat di Kamboja berkurang setelah kekalahan di Vietnam dan akhirnya Khmer Merah berhasil dikalahkan oleh pasukan Vietnam pada tahun 1979.