Jawaban:

1. Atraksi interpersonal mengacu pada ketertarikan atau daya tarik emosional antara individu dalam suatu hubungan atau interaksi. Komunikasi, di sisi lain, melibatkan pertukaran informasi, gagasan, atau emosi antara individu atau kelompok. Hubungan antara atraksi interpersonal dan komunikasi sangat erat karena atraksi interpersonal dapat mempengaruhi cara individu berkomunikasi satu sama lain.

Ketika ada atraksi interpersonal yang kuat antara individu, mereka cenderung memiliki komunikasi yang lebih terbuka, positif, dan saling mendukung. Mereka mungkin merasa lebih nyaman berbagi informasi, mengungkapkan gagasan, atau berbagi emosi dengan individu yang mereka tarik. Atraksi interpersonal dapat membangun ikatan emosional yang positif antara individu, yang pada gilirannya mempengaruhi cara mereka berkomunikasi.

2. Komunikasi yang efektif melibatkan pertukaran informasi yang jelas, tepat, dan dipahami dengan baik oleh semua pihak yang terlibat. Ketika ada hubungan interpersonal yang baik, komunikasi menjadi lebih efektif karena adanya kepercayaan, saling pengertian, dan rasa saling mendukung antara individu atau kelompok yang terlibat.

Hubungan interpersonal yang baik menciptakan lingkungan yang kondusif untuk komunikasi yang efektif. Individu cenderung mendengarkan dengan lebih baik, menghargai pandangan orang lain, dan berupaya memahami perspektif orang lain. Mereka juga lebih mungkin untuk bertukar informasi secara terbuka dan jujur, serta menerima umpan balik dengan sikap yang konstruktif.

Dalam hubungan interpersonal yang baik, individu merasa didukung dan dihargai, sehingga mereka merasa lebih nyaman untuk menyampaikan pesan dengan jujur dan terbuka. Dalam konteks ini, komunikasi yang efektif dan hubungan interpersonal yang baik saling memperkuat satu sama lain.

3. Tekanan dari kelompok atau group pressure dapat mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang karena adanya dorongan atau pengaruh yang berasal dari kelompok yang mereka hadapi. Dalam situasi tekanan kelompok, individu mungkin merasa tertekan atau terpaksa untuk mengubah sikap atau perilaku mereka agar sesuai dengan norma, harapan, atau nilai kelompok tersebut.

Contoh kasus dari tekanan kelompok adalah fenomena konformitas. Misalnya, ketika seseorang berada dalam sebuah kelompok yang memiliki pendapat atau tindakan yang berbeda dengan pendapat pribadi mereka, individu tersebut mungkin merasa terdorong untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh kelompok tersebut agar tidak menjadi orang yang dianggap berbeda atau dikeluarkan dari kelompok.

Contoh lainnya adalah tekanan kelompok dalam bentuk bullying atau intimidasi. Jika seseorang berada dalam kelompok yang melakukan intimidasi terhadap individu lain, individu tersebut mungkin merasa terpaksa untuk ikut serta dalam perilaku tersebut agar tidak menjadi sasaran intimidasi atau pengucilan dari kelompok.

Dalam kedua contoh tersebut, tekanan dari kelompok

Penjelasan:

jika terlalu panjang, ringkas aja