Jawaban:

Angin musim atau angin monsun terjadi akibat perbedaan suhu di antara daerah tropis dan subtropis, terutama di kawasan Asia dan Pasifik. Selama musim panas, permukaan bumi di daerah tropis dipanaskan lebih cepat daripada daerah subtropis. Udara yang panas di atas daerah tropis naik dan menciptakan tekanan rendah, sedangkan udara yang dingin di atas daerah subtropis turun dan menciptakan tekanan tinggi. Aliran udara dari tekanan tinggi ke tekanan rendah menciptakan angin musim.

Angin monsun mempengaruhi cuaca dan iklim di kawasan tropis dan subtropis. Di Asia Selatan, angin musim terkait dengan musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan, angin monsun membawa uap air ke daratan dan menyebabkan curah hujan yang tinggi, sedangkan pada musim kemarau, angin monsun bertiup dari daratan ke laut dan menyebabkan kondisi kering.

Gerhana Bulan terjadi ketika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga Bayangan Bumi terbentang di atas permukaan Bulan dan menyebabkan Bulan menjadi gelap. Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan berada di atau dekat dengan bidang orbit Bumi sekitar Matahari.

Gerhana Bulan dapat terjadi selama fase Bulan Purnama karena pada saat itu Bulan berada di sisi yang berlawanan dengan Matahari. Gerhana Bulan dapat terjadi total atau sebagian, tergantung pada seberapa banyak Bulan berada dalam bayangan Bumi.

Permukaan Bulan yang terlihat dari Bumi nampak selalu sama karena Bulan memiliki rotasi yang sinkron dengan revolusinya mengelilingi Bumi. Hal ini berarti bahwa Bulan selalu menampilkan satu sisi yang sama ke arah Bumi. Kondisi ini disebut dengan rotasi terkunci pasang surut.

Rotasi terkunci pasang surut terjadi karena gaya pasang surut dari Bumi mengendapkan massa Bulan ke satu sisi. Selama jutaan tahun, gaya pasang surut ini memperlambat rotasi Bulan hingga Bulan mengambil waktu yang sama untuk berotasi di sekitar porosnya dan mengelilingi Bumi. Akibatnya, Bulan selalu menampilkan satu sisi yang sama ke arah Bumi.