Berikut ini adalah pertanyaan dari anggipuspita1810 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Sultan Hasanuddin sendiri terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Ia lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 12 Januari 1631.
Lahir dari keluarga bangsawan, tak membuat Sultan Hasanuddin berpangku tangan saat melihat tindakan semena-mena para penjajah terhadap rakyatnya. Ia pun menjadi garda terdepan dalam perlawanan rakyatnya untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi.
Perjuangan Sultan Hasanuddin
Berkat bimbingan dari sang ayah, Hasanuddin muda tumbuh menjadi sosok yang tak hanya mahir dalam ilmu pemerintahan saja, tetapi ia juga belajar mengenai diplomasi dan juga strategi peperangan.
Menjadi Raja Gowa Ke-16
Setelah diangkat menjadi Raja Gowa ke-16 pada November 1653, Sultan Hasanuddin lantas meneruskan perjuangan sang ayah melawan Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC yang sudah melakukan praktik monopoli perdagangan.
Usaha VOC untuk melakukan monopoli demi bisa menguasai perdagangan di Indonesia Timur ini lantas mendapatkan perlawanan dari Sultan Hasanuddin. Bersama Sultan Alaudin dan Sultan Muhammad Said, Sultan Hasanuddin melakukan perlawanan terhadap VOC.
Melawan Belanda dan Perjanjian Bongaya
Perlawanan Kerajaan Gowa tentu saja membuat VOC yang dipimpin oleh Laksamana Cornelis Speelman dengan kekuatan mutakhirnya berang. Mereka ingin menyingkirkan Kerajaan Gowa pimpinan Sultan Hasanuddin yang selalu menjadi hambatan.
Usaha Belanda untuk bisa menaklukkan Kerajaan Gowa menemui titik buntu. Sultan Hasanuddin berhasil menyatukan beberapa kerajaan kecil untuk membantunya melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Belanda lantas meminta bantuan dengan menambah pasukannya. Hal ini membuat Sultan Hasanuddin semakin terdesak dan melemah. Akhirnya Sultan Hasanuddin menandatangani Perjanjian Bongaya, pada 18 November 1667 dengan berbagai pertimbangan.
Pada 12 April 1668, perang besar antara Kerajaan Gowa melawan Belanda kembali pecah. Belanda baru bisa menerobos benteng terkuat Kerajaan Gowa, yakni Benteng Somba Opu pada 24 Juni 1669, setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.
Setelah Belanda berhasil mengalahkan Kerajaan Gowa, Sultan Hasanuddin lantas mundur dari Benteng Somba Opu menuju ke Benteng Kale Gowa. Meski demikian, ia tak pernah sekalipun mau tunduk dengan Belanda yang sudah menyengsarakan rakyatnya.
Sultan Hasanuddin akhirnya memutuskan untuk turun takhta pada tanggal 29 Juni 1669. I Mappasomba Daeng Nguraga yang Bergelar Sultan Amir Hamzah lalu ditunjuk untuk menggantikannya.
Setelah tidak lagi menjadi seorang raja, Sultan Hasanuddin lebih banyak mencurahkan waktunya untuk mengajarkan agama Islam kepada masyarakat sekitar. Tak lupa, ia pun menanamkan rasa kebangsaan dan persatuan pada rakyatnya tersebut.
Wafatnya Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin meninggal dunia pada 12 Juni 1670 di usia 39 tahun. Ia disemayamkan di pemakaman yang berada di bukit, tempat yang memang diperuntukkan khusus bagi raja-raja Gowa yang berlokasi di dalam benteng Kale Gowa, Kampung Tamalate.
Atas jasa besarnya terhadap Indonesia, Sultan Hasanuddin lantas diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1973 berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 087/TK/tahun 1973.
sorry kalo salah
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh rustinihinih081 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Thu, 04 May 23