Gerakan Reformasi di Indonesia dimulai pada tanggal 12 Mei 1998 sebagai protes rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru yang dianggap korup dan otoriter. Kejadian yang memicu terjadinya gerakan Reformasi adalah pembantaian mahasiswa yang terjadi di depan kampus Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998.

Setelah itu, gerakan Reformasi semakin meluas dan menyebar ke seluruh Indonesia. Demonstrasi besar-besaran digelar oleh berbagai kelompok masyarakat seperti mahasiswa, buruh, petani, dan masyarakat umum untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan dan pemilihan umum yang bersih dan jujur.

Gerakan Reformasi juga ditandai dengan jatuhnya Soeharto dari kursi kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 setelah menjabat selama 32 tahun. Setelah itu, Indonesia mengalami perubahan besar-besaran dalam sistem politik dan pemerintahan. UUD 1945 direvisi untuk memperkuat demokrasi, pemilihan umum langsung dan bersih diterapkan, dan kebebasan pers dan hak asasi manusia dipulihkan.

Selain itu, gerakan Reformasi juga membuka jalan bagi lahirnya berbagai partai politik baru yang lebih terbuka dan inklusif. Sistem kepartaian menjadi lebih pluralis dan terbuka, sehingga masyarakat memiliki lebih banyak pilihan dalam memilih wakil rakyat mereka.

Secara keseluruhan, gerakan Reformasi di Indonesia memiliki dampak yang sangat besar terhadap perubahan sistem politik dan pemerintahan Indonesia. Gerakan ini menghasilkan perubahan-perubahan positif yang mendorong Indonesia menuju arah yang lebih demokratis dan inklusif.