Pada gambar A, terlihat hasil produksi cabai. Pada gambar B,

Berikut ini adalah pertanyaan dari Lala077 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Pada gambar A, terlihat hasil produksi cabai. Pada gambar B, terlihat kantor kementerian BUMN.a.
Susunlah tiga pertanyaan terbuka tentang perbandingan kedua gambar di atas terkait hubungan antara komoditas dan peran pelaku ekonomi.
b.
Jawablah setiap pertanyaan dengan beberapa kalimat yang membentuk satu paragraf. Satu paragraf untuk menjawab satu pertanyaan.
C.
Gunakanlah beberapa referensi pendukung.
d. Hubungkanlah paragraf yang satu dan paragraf yang lain sehingga membentuk suatu karangan ilmiah.

Tolong jawab kak besok sedah mau dikumpul
Pada gambar A, terlihat hasil produksi cabai. Pada gambar B, terlihat kantor kementerian BUMN.
a.
Susunlah tiga pertanyaan terbuka tentang perbandingan kedua gambar di atas terkait hubungan antara komoditas dan peran pelaku ekonomi.
b.
Jawablah setiap pertanyaan dengan beberapa kalimat yang membentuk satu paragraf. Satu paragraf untuk menjawab satu pertanyaan.
C.
Gunakanlah beberapa referensi pendukung.
d. Hubungkanlah paragraf yang satu dan paragraf yang lain sehingga membentuk suatu karangan ilmiah.
Tolong jawab kak besok sedah mau dikumpul

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Lombok rawit merah pernah jadi primadona luar biasa. Harganya melangit. Pertengahan 2017 bahkan tembus di atas Rp 100.000 per kg di tingkat kulakan di pasar-pasar. Sedang di tingkat pengecer lebih tinggi lagi.

Meski harga sangat tinggi tetap laku, karena masakan tanpa cabai rawit merah tidak terasa lezat. Tapi jangan dulu membayangkan petani berubah kaya raya.

Ternyata harga cabai di tingkat petani jauh di bawah pasaran dan kadang-kadang muncul sebagai pemberi harapan palsu atau PHP. Petani pun harus siap kecewa.

Di sektor perdagangan apapun, pedagang perantara merupakan pihak yang paling banyak memperoleh keuntungan. Dulu, saat harga di atas Rp 100.000, seorang petani cabai dari wilayah Sleman mengaku lomboknya hanya dibeli Rp 35.000 per kg. Betapa tidak adilnya.

Melonjaknya harga cabai rawit merah paling tidak membuat para petani ngiler untuk ikut menanamnya. Melimpahnya produksi, sesuai hukum penawaran dan permintaan, membuat harga jadi goyah.

Goyahnya harga ini tidak semata-mata karena faktor barang melimpah, tapi ada faktor lain yang mengikuti. Apalagi lombok merupakan salah satu komoditas yang tidak berumur panjang. Artinya, busuk mengancam jika tidak laku dalam hitungan hari atau minggu.

Saat ini harga cabai relatif tidak begitu menggembirakan. Di tingkat kulakan di Pasar Beringharjo, harga cabai rawit merah yang masih sangat segar tercatat Rp 20.000 per kilogram.

“Ini setoran langsung dari petani,” kata Hj Suwartiyem, salah seorang pedagang lombok di lantai dua menjawab pertanyaan koranbernas.id, Selasa (11/09/2018).

Harga itu menurut dia stabil sejak Idul Adha. Sebelumnya masih bisa mencapai Rp 35.000.

"Tapi pembeli sepi. Tujuh belasan dan Idul Adha yang kami harapkan ternyata meleset," kata Hj Suwartiyem yang sudah puluhan tahun jualan lombok.

Itulah makanya selain jualan cabai segar berupa lombok rawit merah, dia menyediakan lombok merah Jawa, merah keriting dan merah teropong.

Suwartiyem juga mengeringkan lombok dari barang sortiran (BS) yang akan disetor ke Jakarta. Lima kilogram menjadi 1 kg cabai kering yang isinya akan digunakan untuk bibit dengan harga Rp 50.000 per kg cabai kering.

Hari itu dia terlihat sibuk menghilangkan biji lombok merah pesanan sebuah restoran yang menjadi langganannya. "Supaya hasil masakan lebih bersih. Tidak terkotori dengan banyaknya isi cabai," kata sang pemilik restoran menjawab pertanyaan koranbernas.id.

Kerja tambahan itu tidak dikenakan biaya melainkan salah satu bentuk layanan ekstra supaya tidak lari ke pedagang lain.

Harga di Pasar Beringharjo Yogyakarta Rp 20.000 per kg lantas berapa harga di tingkat petani? Seorang petani di Gerjen Dusun Trayeman Desa Pleret Bantul hanya bisa menjual jauh di bawah harga itu.

Ny Isriyah, pengusaha salon dan rias pengantin di Tambalan Dusun Trayeman awalnya berharap banyak. Tapi menurut Mirza, anak kedua dari pasangan Isri dan Wage, ibunya memang agak kecewa dengan harga saat panen ini.

Awalnya, menurut Mirza, ibunya berharap harga masih bisa Rp 30.000. Ternyata keluarga itu hanya bisa menjual antara Rp 9.000, Rp 10.000 dan kadang-kadang lebih tinggi dari itu.

Lombok hasil panen dijual ke beberapa pedagang mi ayam dan pedagang lombok.

Setelah mulai berbuah pada usia sekitar tiga bulan, lombok bisa dipanen tiga kali seminggu. Karena lahannya hanya 30 lubang atau sekitar 300 m2, setiap panen sekitar 7 sampai 10 kg.

“Tapi karena rutin jadi lumayan lah. Petik lombok bisa dilakukan sampai empat bulan,” kata dia.

Mirza terlibat langsung dalam proses tumbuh kembang tanaman lombok. Kebetulan siang itu ibu dan ayahnya sedang pergi sehingga dia bisa bercerita panjang lebar.

Mahasiswa semester lima Jurusan Teknik di perguruan tinggi swasta ini terlibat dalam perawatan sampai pemetikan yang dilakukan bersama ayahnya. Dengan begitu, saat panen tidak mengeluarkan ongkos petik.

Mestinya petani yang harus bermodal untuk membeli benih-benih yang sudah tumbuh dengan beberapa lembar daun. Benih itu ditanam pada polybag kecil.

Penjelasan:

cabai doang

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh Hizkiabrainly dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 30 May 23