Sektor agrikultur atau pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi penting di banyak negara, termasuk Indonesia. Berikut adalah pola pengembangan sektor agrikultur:

1. Peningkatan produktivitas: Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem irigasi, penggunaan pupuk yang lebih efektif, dan penggunaan teknologi modern seperti penggunaan pestisida dan pemupukan terkontrol.

2. Diversifikasi tanaman: Diversifikasi tanaman dapat meningkatkan produksi dan keberagaman jenis tanaman di daerah tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan mengenali kebutuhan pasar dan memperkenalkan varietas tanaman yang baru.

3. Peningkatan nilai tambah: Peningkatan nilai tambah dapat dilakukan dengan mengembangkan produk olahan yang lebih bernilai, seperti produk organik atau produk makanan yang diproses.

4. Pengembangan koperasi petani: Koperasi petani dapat membantu para petani memperoleh keuntungan yang lebih besar melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan usaha bersama.

5. Pengembangan pasar: Pengembangan pasar dapat dilakukan dengan mengembangkan akses pasar yang lebih luas baik di dalam maupun di luar negeri. Ini dapat dilakukan dengan memperkuat akses infrastruktur seperti jalan raya dan pelabuhan serta membangun jejaring bisnis yang lebih luas.

Dalam mengembangkan sektor agrikultur, perlu diperhatikan beberapa kelebihan dan kekurangan ekspor dan impor dalam sektor agrikultur. Kelebihan ekspor adalah dapat meningkatkan devisa negara dan membuka pasar baru bagi produk yang dihasilkan. Namun, kelemahan ekspor adalah ketidakpastian pasar dan adanya ketidakseimbangan perdagangan. Kekurangan impor adalah dapat mengurangi penerimaan devisa dan membatasi pasar dalam negeri. Namun, kelebihan impor adalah memperluas pilihan produk dan dapat menurunkan harga produk.