Jawaban:

1. Informasi dan literasi keuangan: Banyak nelayan dan petani yang kurang memahami sistem keuangan dan bagaimana mengakses layanan keuangan, sehingga mereka kesulitan memperoleh modal.

2. Dokumen yang tidak memadai: Banyak nelayan dan petani yang tidak memiliki dokumen yang dibutuhkan oleh lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman, seperti tanah, rumah, atau dokumen usaha.

3. Risiko tinggi: Nelayan dan petani memiliki risiko tinggi terkait dengan lingkungan bisnis mereka, seperti cuaca buruk, penurunan harga produk, dan perubahan pasar. Ini membuat lembaga keuangan kurang tertarik untuk memberikan pinjaman kepada mereka.

4. Infrastruktur yang kurang baik: Banyak nelayan dan petani yang beroperasi di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke jaringan perbankan, sehingga mereka kesulitan untuk mengakses layanan keuangan.

5. Diskriminasi: Banyak nelayan dan petani yang merasa diskriminasi dalam hal akses keuangan karena status sosial dan ekonomi mereka