Perundingan Indonesia-Belanda yang secara resmi Belanda mengakui wilayah RI meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura adalah perundingan Roem-Van Roijen. Perundingan ini dilaksanakan pada tanggal 7-12 Agustus 1949 di Den Haag, Belanda.

Perundingan Roem-Van Roijen merupakan salah satu tahapan dalam proses negosiasi antara Indonesia dan Belanda dalam rangka mencapai pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan Indonesia dan menyelesaikan konflik yang terjadi setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Mohammad Roem, berhasil membawa Belanda untuk mengakui wilayah Indonesia yang meliputi Jawa, Sumatra, dan Madura sebagai bagian dari negara Indonesia. Pengakuan ini dicapai setelah melewati beberapa tahap perundingan yang cukup panjang dan merupakan sebuah terobosan yang sangat penting terkait proses pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda.

Selain pengakuan terhadap wilayah Indonesia, perundingan Roem-Van Roijen juga menghasilkan kesepakatan mengenai beberapa masalah penting, seperti status Irian Barat dan hak Belanda atas perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. Hasil perundingan ini kemudian menjadi dasar bagi penandatanganan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tahun 1949, yang menandai akhir dari konflik antara Indonesia dan Belanda serta pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia.