Jawaban:

Penjelasan:

Masa kolonialisme Eropa memiliki dampak besar pada sistem mata uang di wilayah jajahan mereka. Sebelum kedatangan bangsa Eropa, sebagian besar wilayah jajahan menggunakan sistem tukar barang atau sistem mata uang yang berbasis pada logam mulia seperti emas dan perak.

Namun, setelah kedatangan bangsa Eropa, sistem mata uang tersebut mengalami perubahan yang signifikan. Pada awalnya, bangsa Eropa mengimpor logam mulia dari wilayah jajahan mereka dan menggunakan logam tersebut sebagai dasar sistem mata uang baru yang mereka buat di wilayah tersebut.

Namun, kemudian mereka mulai menciptakan mata uang baru yang tidak terkait dengan logam mulia. Mata uang tersebut sering kali diterbitkan oleh pemerintah kolonial dan diberi nilai nominal yang ditentukan oleh pemerintah, sehingga tidak lagi tergantung pada nilai intrinsik dari logam mulia.

Hal ini mengakibatkan terjadinya inflasi yang signifikan di wilayah jajahan, karena pemerintah kolonial dapat mencetak mata uang sebanyak yang mereka inginkan tanpa terbatas oleh persediaan logam mulia yang tersedia.

Selain itu, sistem perbankan modern juga diperkenalkan oleh bangsa Eropa pada masa kolonialisme. Bank-bank tersebut memungkinkan orang untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito, serta meminjam uang dalam bentuk pinjaman.

Namun, keberadaan sistem perbankan ini juga memicu terjadinya kemiskinan dan utang di kalangan masyarakat setempat, karena mereka sering kali terjebak dalam lingkaran hutang yang sulit untuk dibayar kembali. Selain itu, sistem perbankan juga memungkinkan bangsa Eropa untuk mengendalikan perekonomian di wilayah jajahan mereka dengan lebih efektif.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa masa kolonialisme Eropa mengubah sistem mata uang di wilayah jajahan mereka dengan cara yang signifikan. Meskipun sistem perbankan modern yang diperkenalkan memiliki manfaat, namun hal tersebut juga memicu terjadinya masalah dan dampak negatif bagi masyarakat setempat.