Jawaban:

Inflasi dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya menjadi beberapa jenis, antara lain:

Inflasi Permintaan (Demand-Pull Inflation): Ini adalah jenis inflasi yang terjadi ketika permintaan barang dan jasa melebihi pasokan yang tersedia. Dalam hal ini, konsumen bersaing untuk membeli jumlah barang yang terbatas, sehingga mendorong harga naik.

Inflasi Biaya (Cost-Push Inflation): Inflasi ini terjadi ketika biaya produksi barang dan jasa meningkat. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kenaikan harga bahan baku, kenaikan upah, atau kenaikan biaya produksi lainnya. Kenaikan biaya ini kemudian diteruskan ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.

Inflasi Struktural: Jenis inflasi ini terjadi karena adanya gangguan dalam struktur ekonomi suatu negara. Misalnya, kebijakan pemerintah yang tidak tepat, korupsi, atau birokrasi yang berlebihan bisa menyebabkan distorsi dalam perekonomian dan menyebabkan inflasi.

Inflasi Dibuat (Built-In Inflation): Jenis inflasi ini terjadi ketika orang-orang mengharapkan inflasi akan terjadi dan bertindak dengan cara yang membuat inflasi itu terjadi. Misalnya, pekerja mungkin menuntut kenaikan gaji untuk mengimbangi inflasi yang diharapkan, yang kemudian bisa menyebabkan inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk menutupi biaya gaji yang lebih tinggi.

Inflasi Impor: Inflasi ini terjadi ketika ada kenaikan harga barang dan jasa yang diimpor. Misalnya, jika negara penghasil minyak mentah menaikkan harga, maka negara yang mengimpor minyak dari negara tersebut akan mengalami kenaikan harga bahan bakar, yang kemudian bisa menyebabkan inflasi.

Hiperinflasi: Hiperinflasi adalah bentuk inflasi yang sangat ekstrem, di mana harga naik sangat cepat dan tidak terkendali. Dalam kondisi hiperinflasi, nilai uang bisa menurun dengan sangat cepat dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.

Setiap jenis inflasi ini memiliki penyebab dan dampak yang berbeda, dan memerlukan strategi kebijakan yang berbeda untuk mengatasinya.