Berdasarkan sejarah, partai-partai politik Islam di Indonesia tidak selalu memiliki kesatuan atau konsistensi dalam pandangan ideologis dan metodologi perjuangan politik yang mereka usung, hal ini secara langsung dapat mengakibatkan kepecahan dan ketidaksolidan di antara partai politik Islam.

Beberapa partai politik Islam Indonesia memiliki ideologi dan metodologi perjuangan yang berbeda dalam pengertian penerapan syariah Islam, apakah harus menjadikannya sebagai landasan utama atau memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk memilih agama mereka sendiri. Perbedaan pandangan ini tentu saja memiliki dampak pada cara mereka memperjuangkan tujuan politik mereka, seperti strategi dalam memperoleh dukungan maupun dalam mengambil keputusan di tingkat partai.

Ada juga faktor lain yang dapat menyebabkan terpecahnya partai politik Islam, seperti ketidakharmonisan dalam kepemimpinan suatu partai, perebutan kekuasaan dalam partai, atau perbedaan kepentingan antara kader-kader partai politik Islam itu sendiri.

Contoh nyata dari perpecahan di internal partai politik Islam dapat dilihat dalam perpecahan PKS dan PPP. Kedua partai ini mempunyai basis massa yang cukup kuat di masyarakat, namun selama bertahun-tahun, ada perbedaan pendapat dalam hal penerapan syariah. Hal ini mengakibatkan perpecahan dan terlahirnya partai politik baru seperti PKB dan PAN, mencerminkan tidak adanya satu suara dalam partai yang dapat merefleksikan kekuatan Islam.

Dalam kesimpulan, tidak adanya kesatuan dan ketidaksolidan dalam partai politik Islam Indonesia bisa disebabkan oleh perbedaan pandangan ideologis dan metodologi antar partai, persaingan dalam kepemimpinan yang penuh ketidakharmonisan, dan perbedaan kepentingan kader-kader partai itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari para pemimpin partai Islam untuk dapat menjembatani perbedaan tersebut melalui dialog dan pengambilan keputusan bersama demi mencapai tujuan bersama dalam mewujudkan aspirasi masyarakat Indonesia yang berbasis pada nilai-nilai Islam.