Jawaban:

Demokrasi parlementer dan masa demokrasi terpimpin di Indonesia mengalami kegagalan dalam meningkatkan perekonomian karena beberapa penyebab, di antaranya:

Kondisi politik yang tidak stabil: Instabilitas politik yang terjadi pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin menghambat pertumbuhan ekonomi. Persaingan politik yang tidak sehat dan sering terjadi konflik mengakibatkan ketidakpastian dan merosotnya investasi di Indonesia.

Kelemahan sistem ekonomi: Sistem ekonomi yang diterapkan pada masa demokrasi parlementer dan masa demokrasi terpimpin masih didominasi oleh sektor ekonomi primer (pertanian, perikanan, dan pertambangan) yang cenderung kurang maju. Selain itu, masih terdapat banyak perusahaan besar yang dikuasai oleh asing.

Lemahnya pengawasan pemerintah: Pada masa demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin, pengawasan pemerintah terhadap perekonomian masih lemah. Hal ini memungkinkan terjadinya praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme yang merugikan perekonomian Indonesia.

Kurangnya investasi: Pada masa demokrasi parlementer dan masa demokrasi terpimpin, kurangnya investasi menjadi penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi. Investasi asing juga tidak banyak masuk ke Indonesia karena adanya ketidakpastian politik dan masalah keamanan yang belum teratasi.

Dengan demikian, kegagalan perekonomian pada masa demokrasi parlementer dan masa demokrasi terpimpin tidak terlepas dari beberapa faktor di atas. Hal ini menunjukkan perlunya adanya upaya perbaikan dan perubahan yang lebih baik dalam memperbaiki perekonomian Indonesia.