●Surabaya adalah ibu kota Propinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia. Sejarah terbentuknya Surabaya dapat ditelusuri sejak abad ke-14, di mana kota ini dihuni oleh suku Jawa yang menamai kota ini dengan nama Suroboyo. Pada abad ke-16, kota ini dikenal sebagai salah satu pelabuhan penting di Jawa Timur dan mulai berkembang menjadi sentra perdagangan dan industri.

Tokoh daerah yang berperan penting dalam perkembangan Surabaya di masa lalu adalah Raden Wijaya, seorang pejuang yang memimpin pemberontakan terhadap penjajah Belanda pada abad ke-19, dan Sunan Ampel, seorang tokoh agama yang memperkenalkan agama Islam ke wilayah ini pada abad ke-15.

Pemimpin kerajaan yang berperan dalam perkembangan Surabaya adalah Sultan Agung, yang memerintah kerajaan Mataram pada abad ke-17 dan menjadikan Surabaya sebagai salah satu kota penting di Jawa Timur. Pada masa kolonial, Surabaya juga menjadi kota penting bagi pemerintah Belanda karena posisinya sebagai pelabuhan utama di Jawa Timur.

Perkembangan kerajaan di masa lalu mempengaruhi perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya kota Surabaya. Seiring dengan perkembangan kerajaan, kota ini menjadi sentra perdagangan yang penting dan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cepat. Hal ini menyebabkan kota ini menjadi salah satu pusat industri dan perdagangan yang penting di Jawa Timur. Kota ini juga menjadi salah satu kota terpenting bagi Belanda dalam mengendalikan wilayah Jawa Timur.

●Perbuatan manusia yang menyebabkan perubahan pada bentang alam zaman dahulu dan kini di Surabaya, di antaranya adalah pembuangan sampah yang tidak terkendali, perluasan pemukiman, dan perkembangan industri. Ini menyebabkan polusi udara dan air, kerusakan lingkungan, dan penurunan kualitas lingkungan hidup. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem harus dilakukan agar kota ini dapat berkembang secara berkelanjutan dan dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan generasi yang akan datang.