Raja Tidore merupakan salah satu raja dari dua kerajaan yang dominan di wilayah Maluku pada abad ke-16, bersama dengan Kerajaan Ternate. Kerajaan Tidore memiliki kepentingan ekonomi yang besar di wilayah tersebut, terutama dalam perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan pada masa itu, seperti cengkih dan pala.

Ada beberapa alasan mengapa raja Tidore bersedia berkerjasama dengan Spanyol dan bahkan memberikan izin untuk mendirikan benteng pertahanan di wilayahnya, yaitu:

Perlindungan dari serangan Portugis: Spanyol dan Portugis bersaing ketat dalam perdagangan rempah-rempah pada saat itu, dan Portugis sudah memiliki kekuatan yang besar di wilayah tersebut. Dengan memperbolehkan Spanyol mendirikan benteng di Tidore, raja Tidore berharap bisa memperoleh perlindungan dari serangan Portugis.

Mendapatkan perlindungan bagi perdagangan rempah-rempah: Spanyol menawarkan perlindungan bagi perdagangan rempah-rempah raja Tidore dari serangan bajak laut yang meresahkan wilayah tersebut. Kerjasama ini memberikan keuntungan ekonomi yang besar bagi raja Tidore dan rakyatnya.

Hubungan politik dan perdagangan: Melalui kerjasama dengan Spanyol, raja Tidore berharap dapat memperkuat hubungan politik dan perdagangan dengan negara Eropa lainnya. Dengan menjalin hubungan dengan Spanyol, raja Tidore dapat memperluas jangkauan perdagangan dan memperoleh keuntungan lebih besar.

Perlindungan dari musuh internal: Raja Tidore juga memerlukan perlindungan dari ancaman musuh internal, seperti kerajaan Ternate yang sering kali berselisih dan berperang dengan Tidore. Dengan memperoleh bantuan dari Spanyol, raja Tidore berharap dapat memperkuat posisinya dalam persaingan politik dan ekonomi di wilayah tersebut.

Dalam konteks sejarah, kerjasama raja Tidore dengan Spanyol ini menjadi awal mula penetrasi bangsa Eropa ke wilayah Indonesia dan membuka jalan bagi kolonialisme dan perdagangan internasional di masa mendatang.