Jawaban:

Sultan Hasanuddin

Asal Daerah: Makassar

Alasan melakukan perlawanan:karena VOC (Belanda) hendak MEMONOPOLI perdagangan di wilayah Makassar dengan cara-cara yang licik dan menyengsarakan masyarakat. Hal ini ditentang keras oleh Sultan Hasanuddin yang pada mulanya menerima mereka sebagai pedagang pendatang dengan tangan terbuka

Bentuk bentuk perlawanan:

1. Perang dua hari dengan Belanda pada April 1655 di Buton yang dipimpin langsung oleh Sultan Hasanudin. Hasilnya adalah benteng pertahanan Belanda di Buton dapat direbut.

2. Pada 1666 VOC dibawah JC Speelman membawa sekitar 1900 prajurit dan 21 armada kapal perang. Ditambah lagi pasukan dari Bone dibawah pimpinan Arung Palaka. Pertempuran berlangsung sengit selama 4 bulan dan Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya.

Hasil perlawanan:Dengan demikian, bentuk perlawanan Sultan Hasanudin terhadap Belanda adalah dengan menggabungkan kekuatan kerajaan-kerajaan kecil di Indonesia bagian timur untuk melawan Belanda. Hasil perlawanan yang dilakukan berbulan-bulan tersebut tidak terlalu mengenakan, karena pasukan Hasanudin kalah, dan Sultan Hasanudin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya.

Kapitan Pattimura

Asal Daerah:Saparua,Maluku tengah

Alasan melakukan perlawanan:karena sikap pemerintah Belanda yang kejam, rakyat Maluku tidak memiliki daya untuk menikmati hasil bumi mereka. Ketidakadilan inilah yang memicu tekad Kapitan Pattimura dan rakyat Maluku untuk melakukan perlawanan

Bentuk Bentuk perlawanan:

Bentuk-bentuk perlawanan Pattimura adalah :

Menyatukan semangat perjuangan orang-orang Islam dan Kristen untuk melawan Belanda.

Memimpin pasukan untuk melawan dan menentang Belanda.

Menghancurkan kapal-kapal Belanda dan menguasai benteng-benteng Belanda.

Hasil perlawanan:berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua. Perlawanan Pattimura meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-tempat lainnya. ... Namun, keadaan menjadi berbalik, Belanda makin kuat dan rakyat Maluku terdesak. Akhirnya, Pattimura tertangkap Belanda

Tuanku Imam Bonjol

Asal Daerah:Bonjol

Alasan melakukan perlawanan:belanda mengadu domba antara kaum padri dan kaum adat

Bentuk Bentuk perlawanan:yakni berperang melawan kolonial Belanda dengan bersatu dengan kelompok kaum adat. Taktik perang yang digunakan yakni perang gerilya dengan memanfaatkan kondisi alam Sumatera barat

Hasil perlawanan:Tuanku Imam Bonjol menyerah kepada Belanda pada Oktober 1837, dengan kesepakatan bahwa anaknya yang ikut bertempur selama ini, Naali Sutan Chaniago, diangkat sebagai pejabat kolonial Belanda