bagaimana sejarah perkembangan dan pertumbuhan ilmu Hadis pada zaman rasul

Berikut ini adalah pertanyaan dari privasichannels pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

Bagaimana sejarah perkembangan dan pertumbuhan ilmu Hadis pada zaman rasul dan sahabat?​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat

   1. SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS PADA MASA NABI, SAHABAT DAN TABI’IN Oleh: Khairul Muttaqin, M.Th.I

   2. PENYEBARAN HADITS PADA MASA NABI  Rasulullah hidup di tengah-tengah masyarakat dan sahabatnya. Mereka bergaul secara bebas dan mudah, tidak ada peraturan atau larangan yang memepersulit para sahabat untuk bergaul dengan beliau. Segala perbuatan, ucapan, dan sifat Nabi bisa menjadi contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa tersebut. Masyarakat menjadikan nabi sebagai panutan dan pedoman dalam kehidupan mereka. Jika ada permasalahan baik dalam Ibadah maupun dalam kehidupan duniawi, maka mereka akan bisa langsung bertanya pada Nabi.  Kabilah-kabilah yang tinggal jauh di luar kota Madinah pun juga selalu berkonsultasi pada Nabi dalam segala permasalahan mereka. Adakalanya mereka mengirim anggota mereka untuk pergi mendatangi Nabi dan mempelajari hukum- hukum syari'at agama. Dan ketika mereka kembali ke kabilahnya, mereka segera menceritakan pelajaran (hadits Nabi) yang baru mereka terima.  Selain itu, para pedagang dari kota Madinah juga sangat berperan dalam penyebaran hadits. Setiap mereka pergi berdagang, sekaligus juga berdakwah untuk membagikan pengetahuan yang mereka peroleh dari Nabi kepada orang-orang yang mereka temui.

   3. LARANGAN MENULIS HADITS  Pada masa Nabi hadits belum ditulis secara resmi, hal ini disebabkan oleh 2 faktor: 1. Para Sahabat lebih mengandalkan kekuatan hafalannya, di samping itu juga ketersediaan alat tulis belum memadai. 2. Adanya hadits yang melarang untuk menulis hadits yaitu: ‫ف‬ ‫ان‬ ‫القر‬ ‫غري‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬‫عّن‬ ‫كتب‬‫فمن‬ ‫ان‬‫ر‬‫الق‬ ‫غري‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬‫اعّن‬ ‫التكتبو‬‫ليمحه‬  ” jangan menulis apa-apa selain Al-Qur’an dari saya, barang siapa yang menulis dari saya selain Al-Qur’an hendaklah menghapusnya”. (HR. Muslim dari Abu Sa;id Al-Khudry)

   4. PERINTAH MENULIS HADITS  Ada sebagian sahabat yang telah menulis hadits meskipun tidak secara resmi. Ada juga yang sudah mendapatkan izin dari Nabi untuk menulis hadits meskipun hal itu terjadi di akhir kehidupan Rasulullah.  Selain larangan menulis hadits tersebut, ada juga hadits yang memperbolehkan menulis hadits yaitu: ‫اكتب‬‫فو‬‫الذى‬‫نفسى‬‫بيده‬‫ما‬‫خرج‬‫مّن‬‫االاحلق‬  ” tulislah!, demi Dzat yang diriku didalam kekuasaan-Nya, tidak keluar dariku kecuali yang hak”.(Sunan al-Darimi)

   5. ALASAN DILARANGNYA MENULIS HADITS  Para ulama’ mengkompromikan dua hadits yang bertentangan tersebut: 1. Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam untuk memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran. Tetapi setelah itu jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah banyak yang mengenal Al-Quran, maka hukum larangan menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah yang membolehkannya. 2. Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis menulis. Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan tidak akan dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash. 3. Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat hafalannya dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya diberikan kepada orang yang tidak kuat hafalannya.

   6. HADITS PADA MASA SAHABAT  Abu Bakar dan Umar (Pembatasan Riwayat)  Khalifah Abu Bakar menerapkan peraturan yang membatasi periwayatan hadits. Begitu juga dengan Khalifah Umar ibn al-Khattab. Dengan demikian periode tersebut disebut dengan Masa Pembatasan Periwayatan Hadits ( ‫عصر‬‫تقليل‬‫اية‬‫و‬‫ر‬‫احلديث‬ ).  Pembatasan tersebut dimaksudkan agar tidak banyak dari sahabat yang mempermudah penggunaan nama Rasulullah dalam berbagai urusan, meskipun jujur dan dalam permasalahan yang umum. Namun pembatasan tersebut tidak berarti bahwa kedua khalifah tersebut anti- periwayatan, hanya saja beliau sangat selektif terhadap periwayatan hadits. Segala periwayatan yang mengatasnamakan Rasulullah harus dengan mendatangkan saksi.  Abu Hurairah, sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits, pernah ditanya oleh Abu Salamah, apakah ia banyak meriwayatkan hadits di masa Umar

 

Penjelasan:

jadikan jawaban terbaik semoga membantu

Jawaban:Sejarah perkembangan hadits pada masa nabi, sahabat    1. SEJARAH PERKEMBANGAN HADITS PADA MASA NABI, SAHABAT DAN TABI’IN Oleh: Khairul Muttaqin, M.Th.I    2. PENYEBARAN HADITS PADA MASA NABI  Rasulullah hidup di tengah-tengah masyarakat dan sahabatnya. Mereka bergaul secara bebas dan mudah, tidak ada peraturan atau larangan yang memepersulit para sahabat untuk bergaul dengan beliau. Segala perbuatan, ucapan, dan sifat Nabi bisa menjadi contoh yang nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pada masa tersebut. Masyarakat menjadikan nabi sebagai panutan dan pedoman dalam kehidupan mereka. Jika ada permasalahan baik dalam Ibadah maupun dalam kehidupan duniawi, maka mereka akan bisa langsung bertanya pada Nabi.  Kabilah-kabilah yang tinggal jauh di luar kota Madinah pun juga selalu berkonsultasi pada Nabi dalam segala permasalahan mereka. Adakalanya mereka mengirim anggota mereka untuk pergi mendatangi Nabi dan mempelajari hukum- hukum syari'at agama. Dan ketika mereka kembali ke kabilahnya, mereka segera menceritakan pelajaran (hadits Nabi) yang baru mereka terima.  Selain itu, para pedagang dari kota Madinah juga sangat berperan dalam penyebaran hadits. Setiap mereka pergi berdagang, sekaligus juga berdakwah untuk membagikan pengetahuan yang mereka peroleh dari Nabi kepada orang-orang yang mereka temui.    3. LARANGAN MENULIS HADITS  Pada masa Nabi hadits belum ditulis secara resmi, hal ini disebabkan oleh 2 faktor: 1. Para Sahabat lebih mengandalkan kekuatan hafalannya, di samping itu juga ketersediaan alat tulis belum memadai. 2. Adanya hadits yang melarang untuk menulis hadits yaitu: ‫ف‬ ‫ان‬ ‫القر‬ ‫غري‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬‫عّن‬ ‫كتب‬‫فمن‬ ‫ان‬‫ر‬‫الق‬ ‫غري‬ ‫شيئا‬ ‫ى‬‫اعّن‬ ‫التكتبو‬‫ليمحه‬  ” jangan menulis apa-apa selain Al-Qur’an dari saya, barang siapa yang menulis dari saya selain Al-Qur’an hendaklah menghapusnya”. (HR. Muslim dari Abu Sa;id Al-Khudry)    4. PERINTAH MENULIS HADITS  Ada sebagian sahabat yang telah menulis hadits meskipun tidak secara resmi. Ada juga yang sudah mendapatkan izin dari Nabi untuk menulis hadits meskipun hal itu terjadi di akhir kehidupan Rasulullah.  Selain larangan menulis hadits tersebut, ada juga hadits yang memperbolehkan menulis hadits yaitu: ‫اكتب‬‫فو‬‫الذى‬‫نفسى‬‫بيده‬‫ما‬‫خرج‬‫مّن‬‫االاحلق‬  ” tulislah!, demi Dzat yang diriku didalam kekuasaan-Nya, tidak keluar dariku kecuali yang hak”.(Sunan al-Darimi)    5. ALASAN DILARANGNYA MENULIS HADITS  Para ulama’ mengkompromikan dua hadits yang bertentangan tersebut: 1. Bahwa larangan menulis hadist itu terjadi pada awal-awal Islam untuk memelihara agar hadist tidak tercampur dengan al-Quran. Tetapi setelah itu jumlah kaum muslimin semakin banyak dan telah banyak yang mengenal Al-Quran, maka hukum larangan menulisnya telah dinaskhkan dengan perintah yang membolehkannya. 2. Bahwa larangan menulis hadist itu bersifat umum, sedang perizinan menulisnya bersifat khusus bagi orang yang memiliki keahlian tulis menulis. Hingga terjaga dari kekeliruan dalam menulisnya, dan tidak akan dikhawatirkan salah seperti Abdullah bin Amr bin Ash. 3. Bahwa larangan menulis hadist ditujukan pada orang yang kuat hafalannya dari pada menulis, sedangkan perizinan menulisnya diberikan kepada orang yang tidak kuat hafalannya.    6. HADITS PADA MASA SAHABAT  Abu Bakar dan Umar (Pembatasan Riwayat)  Khalifah Abu Bakar menerapkan peraturan yang membatasi periwayatan hadits. Begitu juga dengan Khalifah Umar ibn al-Khattab. Dengan demikian periode tersebut disebut dengan Masa Pembatasan Periwayatan Hadits ( ‫عصر‬‫تقليل‬‫اية‬‫و‬‫ر‬‫احلديث‬ ).  Pembatasan tersebut dimaksudkan agar tidak banyak dari sahabat yang mempermudah penggunaan nama Rasulullah dalam berbagai urusan, meskipun jujur dan dalam permasalahan yang umum. Namun pembatasan tersebut tidak berarti bahwa kedua khalifah tersebut anti- periwayatan, hanya saja beliau sangat selektif terhadap periwayatan hadits. Segala periwayatan yang mengatasnamakan Rasulullah harus dengan mendatangkan saksi.  Abu Hurairah, sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadits, pernah ditanya oleh Abu Salamah, apakah ia banyak meriwayatkan hadits di masa Umar   Penjelasan:jadikan jawaban terbaik semoga membantu

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh raffaradit141032 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Mon, 06 Dec 21