Jawaban:

Sebagai pemilik perusahaan, Pak Hadi bertanggung jawab untuk membayar hutang yang dimiliki oleh perusahaannya. Namun, jika kekayaan perusahaan tidak cukup untuk melunasinya, maka sebenarnya Pak Hadi tidak diperbolehkan untuk menggunakan harta pribadinya untuk membayar hutang perusahaan tersebut.

Hal ini dikarenakan perusahaan dan harta pribadi Pak Hadi dianggap sebagai dua hal yang berbeda dan terpisah. Dalam hukum bisnis, konsep ini dikenal sebagai "separasi" atau pemisahan antara perusahaan dan pemiliknya. Oleh karena itu, apabila perusahaan tidak mampu membayar hutangnya, maka hutang tersebut harus dicoba diselesaikan melalui cara-cara lain seperti restrukturisasi hutang atau negosiasi dengan kreditur.

Namun, terdapat beberapa pengecualian dalam kasus tertentu di mana harta pribadi Pak Hadi dapat digunakan untuk membayar hutang perusahaan, misalnya jika Pak Hadi menjamin hutang perusahaan dengan harta pribadinya atau terdapat kesalahan manajemen yang dilakukan oleh Pak Hadi sehingga perusahaan mengalami kerugian besar. Namun, pengecualian ini harus dipertimbangkan dengan cermat dan dilakukan secara hukum agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

semoga membantu:)