1.Bagaimana bangunan rumah adat di daerah pinggiran sungai2.Bagaimana Pemanfaatan rumah

Berikut ini adalah pertanyaan dari mikaeltamfan pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Dasar

1.Bagaimana bangunan rumah adat di daerah pinggiran sungai2.Bagaimana Pemanfaatan rumah adat di Kalimantan
3.bagaimana cara pembuatan kain ulos khas Sumatera Utara?
4.bagaimana penggunaan blangkon dari Yogyakarta​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Bentuk dan karakteristik rumah adat di Indonesia berbeda-beda. Salah satunya disebabkan oleh kondisi geografis dimana sebuah suku tinggal. Salah satu yang memiliki keunikan tersendiri adalah rumah adat yang terletak di pinggiran sungai. Kondisi alam yang berupa setengah daratan dan setengah perairan mempengaruhi konstruksi dari bangunan rumah adat tersebut. Salah satu rumah adat di Indonesia yang berada di pinggiran sungai adalah rumah adat Rumah Lanting.

Pembahasan

Rumah adat di Indonesia sangat beragam. Keragaman bentuk dan karakteristik dari rumah adalah dipengaruhi oleh alam, kondisi sosial masyarakat, dan nilai-nilai kehidupan dimana masyarakat tersebut tinggal.

Misalnya rumah adat di Minangkabau memiliki bentuk dan konstruksi yang dipengaruhi oleh budaya dan kearifan lokal di budaya Minangkabau. Rumah adat Minangkabau memiliki jumlah kamar sesuai dengan kondisi wanita pada keluarga tersebut.

Contoh lainya yaitu rumah-rumah adat yang terdapat di sepanjang aliran sungai di Kalimantan. Rrmah adat ini sangat dipengaruhi oleh kondisi alamat. Konstruksi bangunan rumah adat dipengaruhi oleh kondisi alat yang terdapat di pinggiran sungai. Kita mengenal salah satu rumah adat di pinggiran sungai dengan nama Rumah Lanting.

5 Soal Tentang RUmah Adat Lengkap dengan Jawabannya

  1. Bangunan rumah adat yang terdapat di pinggiran sungai dapat dibagi menjadi dua. Pada bagian atap yang berada di atas daratan menggunakan atap pelana. Sedangkan bagian rumah yang berada pada perairan dilandasi dengan blok-blok kayu agar rumah tidak hanyut oleh arus sungai.
  2. Rumah adat di Kalimantan yang berupa Rumah Panggung masih banyak yang menggunakan. Namun rumah adat Lanting sudah mulai ditinggalkan. Hal ini disebabkan karena warga mulai sadar bahwa tinggal di pinggiran sungai sangat berbahaya.
  3. Pembuatan kain ulos melalui 7 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan benang. Benang kain ulos dibuat dari kapas. Tahap kedua adalah pewarnaan benang. Pewarna yang digunakan pada kain ulos biasanya tidak terbuat dair bahan kimia. Pewarna kain ulos biasanya dibuat dari bahan daun-daunya yang difermentasi. Tahan ketiga disebut dengan Gatip. Pada tahun ini motif pada kain ulos dibentuk menggunakan benang pengikat. Tahap keempat adalah Unggas. Pada bagian ini benang-benang yang siap di melalui satu tahun yang disebut unggas. Tujuan membuat benang-benang tersebut menjadi lebih cemerlang dan mengkilap. Tahap kelima adalah Ani. Proses ini adalah menggulung benang-benang yang siapa pakai menjadi bentuk seperti bola agar mudah digunakan. Tahap keenam adalah Tonun. Tahap ini benang yang sudah berupa gulungan ditenun untuk membuat kain ulos. Tahap terakhir adalah Surat. Proses ini adalah yang terakhir dari pembuatan kain ulos. Proses Sirat yaitu dengan memberikan hiasan pengikat rambut yang berupa motif-motif tertentu.
  4. Blangkon Yogyakarta memiliki ciri khas yaitu ada semacam tonjolan di bagian belakang.Tonjolan ini disebut denganmondolan dan letaknya di bagian belakang. Blangkon biasanya digunakan pada acara pernikahan, upacara adat dan acara-acara kebudayaan lainnya.

Pelajari lebih lanjut:

Detail jawaban:

Kelas: 4

Mapel: Ilmu Sosial

Bab: Bab 4 - Keanekaragaman Suku dan Budaya Setempat

Kode: 4.10.4

#AyoBelajar

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh ardianpradana dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Wed, 05 May 21