buatlah cerita tentang sejarah pahlawan pahlawan perjuangan bangsa di kota

Berikut ini adalah pertanyaan dari joskanaan17 pada mata pelajaran IPS untuk jenjang Sekolah Dasar

Buatlah cerita tentang sejarah pahlawan pahlawan perjuangan bangsa di kota palembang!tolong jawab plissssssss​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

HUSIN ACHMAD

“Dulu orang tua kami bercerita bahwa sejarah tidak pernah bohong, namun yang berbohong adalah orang yang menceritakan atau menulis sejarah itu sendiri (pembelokan sejarah)," kata anak ke-5 pejuang Husin Ahmad, Emil Husin, di kediamannya, Selasa sore (4/1).

"Ayah kami, Husin Achmad tidak pernah menulis buku, namun beberapa buku tentang pejuang besar kota ini, seperti yang ditulis Bambang Utoyo, Asnawi Mangkualam, Alamsyah Ratu Prawiranegara, hingga Abi Hasan Said, hingga cerita perjuangan di Medan, selalu ada namanya tertulis, Husin Achmad,” tambahnya, dikutip Kantor Berita RMOLSumsel.

Menurut Emil, ayahnya merupakan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia di Palembang. Bahkan kiprahnya cukup besar di Perang 5 Hari 5 Malam kala itu.

Emil mengisahkan, pascakemerdekaan Republik Indonesia 1945, Belanda ingin kembali menguasai wilayah Indonesia dan salah satunya Palembang.

Residen Palembang yang saat itu dijabat Mohamad Isa segera memanggil tiga orang tokoh penting untuk mengatur strategi mengusir Belanda dari Palembang. Ketiga orang tersebut yakni Husin Achmad yang menjabat Panglima Divisi 17 Agustus Sumbagsel, Alamsyah Ratu Prawiranegara, dan Bambang Utoyo.

“Jadi saat itu, beliau (Husin Achmad) dipanggil Gubernur (Muda Sumsel) kala itu yakni M Isa. Instruksinya laskar pejuang kemerdekaan harus menyerang semua sektor Belanda di Palembang. Maka terjadilah perang itu,” sambung Ferdi, anak ke-2 Husin Achmad.

Perang 1-5 Januari 1947 tersebut mengharuskan pasukan Indonesia yang menyerang Belanda dari berbagai titik. Mulai dari RS Charitas hingga Benteng Kuto Besak harus mundur 20 kilometer dari titik nol Palembang.

Mundurnya pasukan Indonesia kala itu berdasarkan perundingan gencatan senjata antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda.

“Saat pasukan Indonesia mundur, beliau tidak mundur, tetap di Palembang. Beliau menyamar sebagai masyarakat biasa. Namun sebagian besar keluarga besar Husin Achmad harus mundur bahkan pergi ke Lubuklinggau kala itu,” lanjut Ferdi.

Husin Achmad meninggal dunia di Jakarta tahun 2001. Istrinya Aminah binti Hasyim bahkan telah lama mendahuluinya menghadap Allah SWT pada 1976. Husin Achmad meninggalkan 8 orang anak.

Ferdi menambahkan, sesuai amanat bapaknya semasa hidup, nama Husin Achmad tidak ingin dimasukkan dalam daftar pejuang.

“Beliau tidak ingin masuk daftar pejuang ataupun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Padahal banyak para pejuang seangkatannya datang ke rumah kala itu meminta tanda tangannya untuk dapat masuk daftar nama pejuang. Akan tetapi hal itu tidak diikuti orang tua kami," papar Ferdi.

"Baginya mengantarkan Indonesia merdeka sudah menjadi tugas dan pengabdian yang harus dan telah dilaksanakan,” imbuh Ferdi.

Rumah panggung peninggalan Husin Achmad di Lorong Laskar 4 Ulu hingga kini masih kokoh berdiri. Rumah panggung inilah saksi bisu perjuangan Husin Achmad salah satu tokoh penting dalam Perang 5 Hari 5 Malam.

Sejarawan Sumsel, Kemas Ari Panji mengatakan, sentral perjuangan Perang 5 Hari 5 Malam sebenarnya bukan di Jalan Jendral Sudirman saja. Bahkan dulu nama Jalan Sudirman itu belum ada. Yang ada yaitu Jalan Tengkuruk yang membentang dari Masjid Agung sampai depan Bioskop Mawar.

“Jadi dulu jalan itu namanya Jalan Tengkuruk. Berbelok ke arah Jalan Talang Jawo (Kolonel Atmo), wilayah Pasar Cinde itu menyatu dengan makam Raden Nangling di seberangnya, tidak terbelah,” terangnya

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh BrainList dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Tue, 22 Nov 22