CFC atau chlorofluorocarbon merupakan kelompok senyawa yang terdiri dari unsur klorin, fluorin, dan karbon. CFC digunakan dalam berbagai aplikasi manusia, termasuk sebagai pendingin udara, pengisi busa poliuretan, dan agen pemadam api. Namun, meskipun manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, CFC diketahui memiliki dampak yang merusak bagi lapisan ozon di atmosfer.

Lapisan ozon adalah lapisan gas di stratosfer yang terdiri dari molekul ozon (O3). Lapisan ini melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet (UV) berbahaya yang berasal dari matahari. Radiasi UV yang berlebihan dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan mengganggu ekosistem. Lapisan ozon bertindak sebagai perisai yang menyerap sebagian besar radiasi UV sehingga hanya jumlah yang aman yang mencapai permukaan Bumi.

CFC merusak lapisan ozon karena reaksi kimianya yang kompleks dalam atmosfer. Ketika CFC dilepaskan ke atmosfer, misalnya melalui emisi dari industri atau penggunaan bahan kimia tertentu, mereka naik ke stratosfer. Di sana, CFC terpapar oleh radiasi UV yang kuat, yang menyebabkan terjadinya pemecahan molekul CFC. Pemecahan ini menghasilkan radikal bebas yang sangat reaktif, termasuk klorin (Cl) dan bromin (Br).

Radikal bebas ini kemudian berpartisipasi dalam siklus reaksi yang merusak lapisan ozon. Salah satu reaksi yang paling penting adalah siklus katalitik ClOx, di mana radikal klorin bereaksi dengan ozon. Dalam reaksi ini, satu molekul klorin dapat menghancurkan ribuan molekul ozon sebelum klorin akhirnya terikat dalam bentuk senyawa yang tidak merusak ozon. Akibatnya, konsentrasi ozon menurun secara signifikan di sekitar daerah yang terpapar CFC.

Reaksi lain yang merusak lapisan ozon melibatkan radikal bromin, yang dihasilkan dari senyawa CFC yang mengandung bromin. Meskipun tidak sebanyak klorin, bromin juga dapat menghancurkan molekul ozon secara efisien.

Salah satu alasan mengapa CFC menjadi masalah serius bagi lapisan ozon adalah stabilitasnya. Molekul CFC memiliki daya tahan yang lama di atmosfer, yang berarti mereka dapat bertahan selama beberapa dekade sebelum akhirnya terdegradasi. Selama waktu ini, CFC terus mendorong siklus reaksi yang merusak ozon, menyebabkan penurunan konsentrasi ozon yang signifikan.

Penemuan terhadap efek merusak CFC terhadap lapisan ozon berasal dari penelitian ilmiah pada tahun 1970-an dan 1980-an. Hasil penelitian ini, termasuk penelitian dari ilmuwan Sherwood Rowland dan Mario Molina, memperoleh pengakuan yang luas dan akhirnya memicu langkah-langkah internasional untuk mengatasi masalah ini.

Kesadaran akan bahaya CFC terhadap lapisan ozon mendorong negara-negara untuk mengadopsi Perjanjian Montreal pada tahun 1987. Perjanjian ini bertujuan untuk mengurangi produksi dan penggunaan CFC secara bertahap. Sebagai hasil dari Perjanjian Montreal dan perjanjian internasional lainnya, produksi dan penggunaan CFC secara global telah berkurang secara signifikan.

Pada umumnya, penggantian CFC dengan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan telah terjadi. Misalnya, hidrofluorokarbon (HFC) telah digunakan sebagai pengganti CFC dalam beberapa aplikasi. HFC memiliki potensi pemanasan global yang rendah, namun tetap memiliki dampak terhadap perubahan iklim.

Secara keseluruhan, CFC merusak lapisan ozon melalui siklus reaksi yang melibatkan radikal klorin dan bromin. Karena stabilitasnya yang tinggi, CFC dapat bertahan lama di atmosfer dan terus merusak ozon. Kesadaran akan bahaya CFC terhadap lapisan ozon telah memicu tindakan internasional untuk mengurangi produksi dan penggunaannya. Penggantian CFC dengan bahan kimia yang lebih aman bagi lapisan ozon tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi untuk menjaga kesehatan dan keberlanjutan lingkungan Bumi.