Jawaban:

Penjelasan:

Watak atau budaya manusia di daerah lembah dapat bervariasi tergantung pada konteks geografis, sejarah, dan kehidupan sosial masyarakat di daerah tersebut. Berikut beberapa watak atau budaya yang umum ditemukan di daerah lembah:

1. Ketergantungan pada pertanian: Daerah lembah sering kali memiliki tanah yang subur dan cocok untuk pertanian. Oleh karena itu, watak atau budaya manusia di daerah lembah cenderung memiliki ketergantungan yang tinggi pada pertanian sebagai mata pencaharian utama. Masyarakat di daerah lembah biasanya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bercocok tanam dan mengelola lahan pertanian.

2. Kebersamaan dalam komunitas: Kehidupan di daerah lembah sering kali melibatkan komunitas yang kompak dan saling bergantung satu sama lain. Karena pertanian memerlukan kerja sama dalam menanam, merawat, dan panen, masyarakat di daerah lembah cenderung memiliki budaya kebersamaan yang kuat. Mereka saling membantu dan mendukung dalam kegiatan pertanian serta memiliki tradisi sosial yang menguatkan ikatan antaranggota komunitas.

3. Kehidupan yang teratur dan terpusat: Daerah lembah sering kali memiliki struktur pemukiman yang terpusat, seperti desa atau kota yang terletak di sepanjang aliran sungai. Masyarakat di daerah lembah cenderung hidup dalam pola kehidupan yang teratur, dengan kegiatan sehari-hari yang berpusat pada pertanian dan kehidupan sosial di sekitar pusat pemukiman.

4. Nilai-nilai tradisional yang kuat: Budaya di daerah lembah sering kali menghargai dan menjaga nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Masyarakat di daerah lembah cenderung memegang teguh adat istiadat, kepercayaan, dan nilai-nilai sosial yang telah menjadi bagian dari identitas budaya mereka. Hal ini mencerminkan rasa hormat terhadap warisan budaya dan hubungan yang erat dengan alam sekitar.

5. Kepekaan terhadap lingkungan alam: Masyarakat di daerah lembah cenderung memiliki kepekaan terhadap lingkungan alam di sekitar mereka. Ketergantungan pada pertanian membuat mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang siklus alam, pola cuaca, dan ekologi lokal. Mereka cenderung menjaga kelestarian alam dan menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.