Penjelasan:

Klasifikasi iklim Koppen, yang dikembangkan oleh Wladimir Koppen, adalah sebuah sistem klasifikasi iklim yang membagi permukaan bumi menjadi beberapa golongan iklim berdasarkan unsur-unsur utama berikut:

1. Suhu: Suhu rata-rata bulanan atau tahunan merupakan salah satu unsur utama dalam klasifikasi iklim Koppen. Klasifikasi ini mempertimbangkan suhu bulanan tertinggi dan terendah serta suhu rata-rata bulanan untuk menggambarkan karakteristik suhu suatu daerah.

2. Presipitasi: Jumlah curah hujan dan pola distribusinya juga merupakan unsur penting dalam klasifikasi iklim Koppen. Curah hujan rata-rata tahunan, musim kering, musim hujan, dan pola curah hujan sepanjang tahun digunakan untuk menggambarkan jenis dan kategori iklim.

3. Iklim tropis dan subtropis: Klasifikasi iklim Koppen memperhatikan iklim tropis dan subtropis, di mana suhu rata-rata bulanan cenderung tinggi sepanjang tahun. Kondisi ini dijelaskan dalam sistem klasifikasi dengan menggunakan indeks seperti bulan-bulan dengan suhu rata-rata di atas 18°C (64.4°F).

4. Suhu musim panas dan musim dingin: Perbedaan suhu antara musim panas dan musim dingin juga menjadi faktor penting dalam klasifikasi iklim Koppen. Hal ini dapat mempengaruhi kategori iklim suatu daerah, misalnya dengan membedakan antara iklim panas musim panas dan iklim panas musim dingin.

5. Vegetasi: Tipe vegetasi yang ada di suatu daerah juga mempengaruhi klasifikasi iklim Koppen. Misalnya, vegetasi hutan hujan tropis yang lebat biasanya terkait dengan iklim tropis basah, sementara tundra atau padang rumput dapat dikaitkan dengan iklim kutub atau iklim stepa.

Unsur-unsur tersebut digunakan dalam kombinasi untuk menggambarkan karakteristik iklim suatu daerah dan mengklasifikasikannya ke dalam kelompok-kelompok iklim yang berbeda, seperti iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim dingin, dan sebagainya.