Air yang terdapat pada benda padat seperti batuan dan tanah dapat terjadi dalam beberapa bentuk, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Air pori: yaitu air yang terperangkap dalam pori-pori atau rongga di dalam benda padat seperti batuan atau tanah. Air pori biasanya terdiri dari air tanah atau air hujan yang meresap ke dalam permukaan tanah atau batuan. Kandungan air pori dapat bervariasi tergantung pada sifat dan jenis benda padat tersebut.

2. Air kapiler: yaitu air yang terdapat pada benda padat yang mampu menyerap dan menahan air seperti tanah. Air kapiler terjadi karena adanya daya tarik antara molekul air dan permukaan benda padat. Air kapiler dapat naik ke atas permukaan tanah atau batuan melalui proses kapilariitas atau kecenderungan air untuk naik melawan gravitasi.

3. Air adsorpsi: yaitu air yang terikat secara kimia pada permukaan benda padat. Air adsorpsi dapat terjadi pada permukaan benda padat yang bersifat hidrofilik atau mudah menarik air. Contohnya adalah adanya air adsorpsi pada permukaan butiran tanah liat.

4. Air kristal: yaitu air yang terikat dalam struktur kristal benda padat seperti mineral atau batuan tertentu. Air kristal biasanya terbentuk selama proses pembentukan mineral atau batuan dan dapat mempengaruhi sifat dan kekuatan benda padat tersebut. Contohnya adalah adanya air kristal pada mineral gypsum yang dapat memberikan sifat fleksibel pada batuan tersebut.

Perubahan dalam jumlah air pada benda padat dapat mempengaruhi sifat dan kualitas benda padat tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang jenis-jenis air yang terdapat pada benda padat dan cara pengelolaannya sangat penting dalam berbagai bidang seperti geologi, pertanian, lingkungan hidup, dan konstruksi.