Terdapat banyak sekali bintang yang ada di galaksi Bimasakti maupun

Berikut ini adalah pertanyaan dari rahmatsaputraaa15 pada mata pelajaran Geografi untuk jenjang Sekolah Dasar

Terdapat banyak sekali bintang yang ada di galaksi Bimasakti maupun galaksi-galaks lainnya. Tentu bintang-bintang tersebut memiliki namanya masing-masing agar lebih mudah dikenali oleh para astronom. Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh para astronom dalam pemberian nama-nama bintang. Cari tahulah cara penamaan bintang bintang tersebut melalui berbagai media seperti buku, jurnal , maupun internet! Tuliskan informasi yang kamu dapatkan tersebut dalam selembar kertas folio bergaris kemudian kumpulkan pada gurumu!​

Jawaban dan Penjelasan

Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.

Jawaban:

Berikut ini tiga cara yang para astronom zaman dulu hingga sekarang gunakan untuk menamai sebuah bintang

  • Penamaan dari budaya Arab. Ilustrasi Astronomi Arab. Bangsa Arab memang terkenal maju dalam bidang astronomi, mulai dari pembuktian bahwa Bumi bulat hingga penamaan bintang-bintang di langit malam. Nama-nama bintang terkenal seperti Betelgeuse, Sirius, Deneb, dan Algol adalah beberapa contoh nama bintang yang diambil dari kebudayaan Arab. Bintang-bintang itu dinamai sejak sekitar abad kedelapan ketika astronomi Arab berkembang pesat. Seorang astronom Yunani, Ptolemy, yang hidup sekitar 100-178 M di Alexandria, Mesir, menyenaraikan 1.025 bintang lengkap dengan namanya dalam bukunya yang terkenal, The Great System of Astronomy, yang dipopulerkan dalam judul singkat berbahasa Arab, Almagest.
  • Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada abad ke-9 dan menjadi terkenal. Banyak deskripsi bintang berbahasa Arab di Almegest yang digunakan secara luas sebagai nama untuk bintang. Kemudian mulai masuk ke Eropa pada abad ke-12 setelah Almagest diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Dari 210 bintang di langit yang telah memiliki nama di era modern ini, 52 persen di antaranya masih menggunakan nama asli dari budaya Arab, 39 persen lainnya adalah hasil terjemahan Ptolemy, dan 9 persen sisanya tidak ketahui asal-usulnya kemungkinan karena adanya kesalahan penerjemahan nama.
  • Sistem Bayer dan nomor Flamsteed. Astronom, Johann Bayer. Seorang astronom bernama Johann Bayer memperkenalkan sebuah sistem penamaan bintang dalam sebuah rasi menggunakan abjad Yunani (alfa, beta, gama, dan seterusnya) sesuai dengan urutan kecerahannya dalam catatan yang berjudul Uranometria pada tahun 1603. Sistem ini masih digunakan secara luas hingga saat ini. Misalnya, Sirius memiliki nama lain dalam penyebutan Bayer yaitu Alfa Kanis Mayoris, yang berarti bintang paling terang dalam rasi Kanis Mayor. Dengan kata lain, bintang-bintang paling terang di setiap rasi bintang akan diawali dengan Alfa lalu diikuti dengan nama rasi bintangnya.Tak hanya itu, penamaan bintang juga bisa dilakukan dengan penomoran Flamsteed yang hingga saat ini masih digunakan. Sistem ini diperkenalkan oleh John Flamsteed dalam catatannya yang berjudul Historia Coelestis Britannica.Sistem penamaan Flamsteed ini memberikan nomor pada sebuah bintang sesuai dengan urutan asensiorektanya dalam sebuah rasi bintang. Sebagai contoh, 61 Cygni memiliki asensiorekta lebih besar daripada 16 Cygni. Sistem penomoran Flamsteed ini familiar untuk bintang-bintang redup tetapi masih bisa dilihat dengan mata telanjang, sehingga kebanyakan bintang yang memiliki penamaan Flamsteed tidak memiliki nama dari budaya Arab ataupun nama Bayer
  • International Astronomical Union (IAU). Saat ini, hanya ada satu lembaga resmi yang berwenang untuk menamai objek-objek langit, termasuk bintang, yang disebut International Astronomical Union (IAU). Untuk menamai sebuah bintang, tentu saja harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari IAU. IAU adalah anggota International Council for Science (ICSU) dengan tujuan utama untuk mempromosikan dan menjaga ilmu astronomi dalam semua aspeknya melalui kerja sama internasional.Kelompok kerjanya termasuk Working Group for Planetary System Nomenclature (WGPSN) yang mempertahankan konvensi penamaan astronomi dan nomenklatur planet untuk badan planet, serta Working Group on Star Names (WGSN) yang menyusun katalog dan menstandarisasi nama-nama yang tepat untuk bintang

Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh herlixgl dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.

Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact

Last Update: Sun, 24 Jul 22