Jawaban:

Semua spesies mamalia mampu memproduksi air mata melalui kelenjar air mata untuk membasahi kornea (bagian depan mata yang tembus pandang menurupi iris dan pupil) dan mengeluarkan debu dari mata.

Lain halnya dengan menangis. Sebab, menangis merupakan respon terhadap tekanan emosional yang mungkin hanya dialami manusia. Tetapi, ternyata gajah mampu ‘menangis’ dengan menunjukkan ekspresi wajah yang menunjukkan bahwa mereka bersedih.

Dikutip How It Works Daily, Senin, (15/7/2013), hewan yang memiliki belalai panjang tersebut sudah lama diketahui dapat meneteskan air mata. Meski demikian, belum diketahui apa yang ada di dalam pikirannya ketika mereka ‘menangis’ sedemikian layaknya manusia.

“Menangis merupakan kemampuan mental yang lebih tinggi, dimana memungkinkan kita mengenali tragedi kehidupan, seperti ketakutan, kelaparan, atau bahkan sakit. Hal ini bertentangan dengan yang dirasakan oleh hewan yang pada umumnya tidak mengenali emosi seperti itu,” tutur Michael Trimble selaku ahli neurologi perilaku.

Hingga kini para ilmuwan masih memperdebatkan sejauh mana gajah dapat merasakan emosi. Namun yang menariknya hewan mamalia berbadan besar ini memiliki beberapa ritual terkait kematian, di mana beberapa di antara mereka menunjukkan minat yang mendalam tentang tulang dari jenis mereka sendiri.

Sekumpulan gajah itu juga tidak jarang memperlihatkan interaksi emosional yang mendalam, bahkan tertekan ketika melihat salah satu diantaranya sekarat atau mati.