a) Untuk menentukan jarak bayangan, perbesaran, dan sifat bayangan dari sebuah cermin cekung, kita dapat menggunakan rumus-rumus berikut:

1. Jarak bayangan (di) dapat dihitung dengan rumus:

  1/f = 1/di + 1/do

  di = 1 / (1/f - 1/do)

  Dalam kasus ini, f = -10 cm (karena cermin cekung), dan do = -7 cm (karena benda diletakkan di depan cermin).

  Substitusikan nilai-nilai tersebut ke rumus:

  di = 1 / (1/(-10) - 1/(-7))

  di = 1 / (-0.1 + 0.1429)

  di = 1 / 0.0429

  di ≈ 23.3 cm

  Jadi, jarak bayangan (di) adalah sekitar 23.3 cm.

2. Perbesaran (m) dapat dihitung dengan rumus:

  m = -di / do

  Substitusikan nilai-nilai jarak bayangan (di) dan jarak benda (do):

  m = -23.3 / -7

  m ≈ 3.33

  Jadi, perbesaran (m) adalah sekitar 3.33.

3. Sifat bayangan dapat ditentukan berdasarkan nilai perbesaran (m). Jika m > 1, maka bayangan akan diperbesar (bayangan nyata dan terbalik). Jika 0 < m < 1, maka bayangan akan diperkecil (bayangan nyata dan terbalik). Jika m = 1, maka bayangan akan memiliki ukuran yang sama dengan objek. Jika m < 0, maka bayangan akan terbentuk di belakang cermin (bayangan semu dan tegak lurus).

  Dalam kasus ini, m > 1 (3.33), jadi bayangan akan diperbesar (bayangan nyata dan terbalik).

b) Untuk menggambarkan jalannya sinar pembentukan bayangan, kita dapat menggunakan aturan-aturan sinar cermin cekung:

1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama (garis horizontal) akan dipantulkan melewati titik fokus setelah melewati cermin.

  [Objek] -----> [Cermin] -----> [Bayangan]

                  |

                  V

               [Fokus]

2. Sinar yang datang melewati titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama setelah melewati cermin.

  [Objek] -----> [Cermin]

                    |

                    V

                 [Bayangan]

  [Fokus]

3. Sinar yang datang melalui titik tengah cermin akan terus berjalan lurus tanpa mengalami pembiasan.

  [Objek] -----> [Cermin] -----> [Bayangan]

               |

               V

             [Fokus]

Dengan menggabungkan aturan-aturan tersebut, kita dapat menggambarkan jalannya sinar pembentukan bayangan.