3. Kisaran tekanan udara di puncak Himalaya sekitar 26-30 kPa, sedangkan di puncak Semeru sekitar 34-38 kPa. Perbedaan tekanan tersebut disebabkan oleh perbedaan ketinggian antara kedua puncak tersebut. Semakin tinggi ketinggian, semakin rendah tekanan udara karena atmosfer yang semakin tipis.

4. Berdasarkan perbedaan waktu antara gelombang primer dan gelombang sekunder yang tercatat pada pukul 18.15 dan 18.19, kita dapat mengestimasikan jarak antara stasiun seismik dengan episentrum gempa menggunakan kecepatan gelombang seismik. Jaraknya berkisar antara 20-40 km, tergantung pada kecepatan gelombang seismik di daerah tersebut.

5. Perbedaan waktu datangnya gelombang primer dan sekunder, yang disebut juga selang waktu, dapat dihitung dengan membagi jarak stasiun gempa dengan kecepatan gelombang seismik. Jika kecepatan gelombang seismik adalah 5 km/s, maka selang waktu antara gelombang primer dan sekunder adalah sekitar 3 detik (1000 km / 5 km/s).