Untuk menyelesaikan masalah ini, kita perlu menggunakan konsep perubahan energi dan persamaan kalorimetri.

Pertama, kita dapat menghitung energi yang dibutuhkan untuk mencairkan seluruh balok es. Untuk itu, kita gunakan persamaan:

Q = m x L

di mana Q adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk mencairkan es, m adalah massa es yang akan dicairkan, dan L adalah kalor laten pemalar untuk air, yaitu 334 kJ/kg.

Sehingga, untuk mencairkan seluruh balok es dengan massa 2 kg, energi yang dibutuhkan adalah:

Q = m x L

Q = 2 kg x 334 kJ/kg

Q = 668 kJ

Kita telah mengetahui bahwa energi kalor yang diberikan ke balok es sebesar 2000 kJ, sehingga sisa energi kalor setelah es mencair adalah:

E = 2000 kJ - 668 kJ

E = 1332 kJ

Selanjutnya, kita dapat menggunakan persamaan kalorimetri untuk menghitung massa air yang dihasilkan dari energi kalor yang tersisa:

Q = m x c x ΔT

di mana Q adalah energi kalor yang tersisa, m adalah massa air yang dihasilkan, c adalah kapasitas kalor spesifik air, dan ΔT adalah perubahan suhu air yang dihasilkan.

Dalam kasus ini, Q = 1332 kJ, c = 4,18 kJ/kg*C (kapasitas kalor spesifik air), dan ΔT adalah perubahan suhu air dari suhu awal -10°C hingga suhu akhir 0°C, sehingga ΔT = 10°C.

Sehingga, kita dapat menyelesaikan persamaan ini untuk mencari massa air m:

Q = m x c x ΔT

1332 kJ = m x 4,18 kJ/kgC x 10°C

m = 1332 kJ / (4,18 kJ/kgC x 10°C)

m = 31,8 kg

Sehingga, massa air yang dihasilkan dari energi kalor yang tersisa adalah 31,8 kg.