Untuk menentukan tinggi yang dapat dicapai pada pemantulan ketiga, kita perlu mempertimbangkan sifat-sifat elastis dari bola saat memantul.

Ketika bola terjatuh dari ketinggian 4 m, energi potensial gravitasi berubah menjadi energi kinetik saat bola mencapai tanah. Pada saat bola memantul, sebagian energi kinetik akan kembali menjadi energi potensial gravitasi saat bola naik kembali.

Dalam asumsi bahwa pemantulan-pemantulan tersebut bersifat elastis (tanpa adanya energi yang hilang), tinggi setiap pemantulan akan berkurang secara proporsional.

Dalam hal ini, tinggi setiap pemantulan adalah sebagai berikut:

Pemantulan pertama: 4 m

Pemantulan kedua: 4 m * c (dengan c sebagai koefisien pemantulan yang menyatakan persentase tinggi pemantulan pertama yang dikembalikan saat bola memantul kedua kali)

Pemantulan ketiga: 4 m * c * c (karena tinggi pemantulan ketiga adalah persentase tinggi pemantulan kedua yang dikembalikan)

Berdasarkan informasi yang diberikan, kita tahu bahwa bola mencapai ketinggian 1 m pada pemantulan kedua. Oleh karena itu, kita dapat menuliskan persamaan sebagai berikut:

4 m * c = 1 m

Sekarang, kita dapat mencari nilai c:

c = 1 m / 4 m

c = 0.25

Dengan mengetahui nilai c, kita dapat menghitung tinggi pemantulan ketiga:

Pemantulan ketiga: 4 m * c * c

Pemantulan ketiga: 4 m * 0.25 * 0.25

Pemantulan ketiga: 1 m * 0.0625

Jadi, tinggi yang dapat dicapai pada pemantulan ketiga adalah 0.0625 m atau setara dengan 6.25 cm.