y(t) = ±A sin (ω.t ± k.x) ...... persamaan umum gelombang sederhana

+A jika awal gelombang ke atas/lintasan bebentuk puncak awalnya pada sumbu vertikal/y

-A jika awal gelombang ke bawah/lintasan berbentuk lembah awalnya pada sumbu vertikal/y

+k.x jika awal gelombang ke arah kiri pada sumbu horisontal/x

-k.x jika awal gelombang ke arah kanan pada sumbu horisontal/x

y(t) = 0,02 sin π(50t + x)

= 0,02 sin (50π.t + π.x) gelombang awalnya ke atas membentuk puncak, ber-osilasi ke kiri dengan waktu t

Dari persamaan umum gelombang sederhana dengan y(t) didapatkan:

A/amplitudo = 0,02 meter

ω/kecepatan sudut = 50π rad/detik

k/bilangan gelombang = π rad/meter

k = 2π/λ

λ = 2π/k ...... #

dΦ(beda fase) ≈ ∆Φ

= dx/λ

= (x2 - x1)/λ ...... @

Subtitusi persamaan # ke @, maka didapat:

∆Φ = (x2 - x1)/λ

= (x2 - x1)/(2π/k)

= k(x2 - x1)/2π

= π(50 - 25)/2π

= 25/2 ≈ 12,5 (beda fase pada tinjauan 2titik posisi gelombang sepanjang horisontal/x) ✓✓

λ = 2π/k

= 2π/π ≈ 2 meter (panjang gelombang yg terdiri dari 1puncak sepanjang 1meter dan 1lembah sepanjang 1meter) ✓

Karena λ(panjang gelombang) 2meter maka secara logika pada tinjauan titik x2(50meter dari awal mula ber-osilasi), sistem sudah ber-osilasi 25kali atau sudah membentuk 25gelombang.

Pada tinjauan titik x1(25meter dari awal mula ber-osilasi), sistem sudah ber-osilasi 12,5kali atau sudah membentuk 12,5gelombang.

MAKA DISIMPULKAN BEDA FASE ADALAH NILAI INDIKASI BERAPA KALI SISTEM MEMBENTUK GELOMBANG YANG DITINJAU PADA 2TITIK GERAKNYA SECARA ACAK/TERPILIH ✓✓

#kakjojo

#FISIKAsik

#Physicskuyy

#FISIKAjayajayajaya

#salamsemangat