Dalam mendeskripsikan hasil keturunan dari perawitan sapi jantan dan betina, kita perlu mengetahui tentang genetika. Dalam genetika, kita menggunakan simbol-simbol tertentu untuk mendeskripsikan sifat-sifat genetik dari individu. Misalnya, jika kita ingin mendeskripsikan sifat tanduk pada sapi, kita dapat menggunakan simbol "T" untuk mendeskripsikan sifat tanduk, dan simbol "t" untuk mendeskripsikan sifat tidak tanduk.

Sifat tanduk pada sapi dianggap sebagai sifat yang diwariskan secara dominan. Jadi, jika seekor sapi memiliki genotip TT atau Tt (yaitu, memiliki satu gen tanduk dan satu gen tidak tanduk), maka sapi tersebut akan memiliki tanduk. Namun, jika seekor sapi memiliki genotip tt (yaitu, memiliki dua gen tidak tanduk), maka sapi tersebut tidak akan memiliki tanduk.

Sekarang, mari kita lihat hasil keturunan dari perawitan sapi jantan dan betina yang telah Anda sebutkan. Sapi jantan dan betina yang Anda sebutkan memiliki sifat tanduk yang sama, yaitu sifat tanduk yang diwariskan secara dominan. Jadi, kita dapat mengasumsikan bahwa sapi jantan dan betina tersebut memiliki genotip TT atau Tt.

Pada generasi pertama (F1), sapi jantan dan betina tersebut akan menghasilkan keturunan yang memiliki genotip Tt, karena setiap anak sapi akan mewarisi satu gen tanduk dan satu gen tidak tanduk dari setiap orang tuanya. Jadi, semua anak sapi pada generasi pertama (F1) akan memiliki tanduk.

Kemudian, jika kita mengawinkan salah satu anak sapi dari generasi pertama (F1) dengan induknya (sapi betina), maka kita akan mendapatkan hasil keturunan dengan genotip Tt (50%) dan tt (50%). Jadi, setengah dari keturunan akan memiliki tanduk, dan setengah lagi tidak akan memiliki tanduk.

Semoga jawaban ini membantu!