Berikut ini adalah pertanyaan dari nralitasari pada mata pelajaran B. Indonesia untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri status pelajaran Budu Pekerti dan mengajarkan kepada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi-jauh hari sebelum orang-orang sekarang membuktikan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikan. Dasar-dasar moral itu menuntun kami membuat konstruksi imajiner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks Islam. Kami diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baik karena kesadaran pribadi. Materi pelajaran Budi Pekerti yang hanya diajarkan di sekolah Muhammadiyah sama sekali tidak seperti kode perilaku formal yang ada dalam konteks legalitas institusional seperti sapta prasetya atau pedoman-pedoman pengamalan lainnya. "Salatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak," demikian Bu Mus selalu menasehati kami. Bukankah ini kata-kata yang diilhami surah An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering kali dianggap sambil lalu saja oleh umat. Tapi jika yang mengucapkan Bu Mus, kata-kata itu demikian berbeda begitu sakti, berdengung-dengung di dalam kabar di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa telah terlambat salat. Pada kesempatan lain, karena masih kecil tentu saja kami sering mengeluh mengapa sekolah kami tak seperti sekolah-sekolah lain. Terutama atap sekolah yang bocor dan sangat menyusahkan saat musim hujan. Beliau tak menanggapi keluhan itu tapi mengeluarkan sebuah buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah gambar. Gambar itu adalah sebuah ruangan yang semput, dikelilingi tembok tebal yang suram, tinggi, gelap dan berjeruji. Kesan di dalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan dan kesedihan. "Inilah sel Pak Karno di sebuah penjara di Bandung, di sini beliau menjalani hukuman dari setiap hari belajar, setiap waktu membaca buku. Beliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernahh dimiliki bangsa ini." Beliau melanjutkan ceritanya. Kami tersihir dalam senyap. Mulai saat itu kami tak pernah lagi memprotes keadaan sekolah kami. Pernah suatu ketika hujan turun amat lebat, perit sambar-menyambar, Triapani dan Mahar memakai serindak, topi kerucut dari daun lais khas tentara Vietkong, untuk melindungi jambul mereka. Kucai, Borek dan Sahara memakai jas kuning bergambar gerigi metal besar di punggungnya dengan tulisan "UPT Bel" (Unit Penambangan Timah Belitung) jas hujan jatah PN Timah milik bapaknya. Kami sisanya hampir basah kuyup. Tiap sehari pun kami tak pernah bolos dan kami tak pernah mengeluh, tidak, sedikit pun kami tak pernah mengeluh. Bagi kami Pak Harian dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya. Mereka mentor, penjaga, sahabat pengajar dan guru spiritual. Mereka yang pertama menjelaskan secara gamblang implikasi amar makruf nahi mungkar sebagai pegangan moral kami sepanjang hayat. Mereka mengajari kami membuat rumah-rumahan dari perdu apit-apit, mengusap luka-luka di kaki kami, membimbing kami cara mengambil wudu, melongok ke dalam sarung kami ketika kami disunat, mengajari kami doa sebelum tidur, memompa ban sepeda kami, dan kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal. Mereka adalah ksatria tanpa pamrih, pangeran keikhlasan, dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan. Sumbangan mereka laksana manfaat yang diberikan pohon filcium yang menaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dan dialah saksi seluruh drama ini. Seperti guru-guru kami, filcium memberi napas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggak penting mata rantai ekosistem. Tentukan unsur-unsur nonfisik atau isi kutipan buku fiksi tersebut! Unsur-unsur Nonfisik atau isi1. Tema:
2. Tokoh dan penokohan:
3. Alur:
4. Latar atau setting:
5. Sudut pandang:
6. Bahasa yang digunakan:
pliss ya bantu jwb yng Bnr
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Tentukan unsur-unsur nonfisik atau isi kutipan buku fiksi tersebut! Unsur-unsur Nonfisik atau isi
1. Tema: Bu Mus
2. Tokoh dan penokohan: Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan.
3. Alur: mundur, kemudian maju
4. Latar atau setting: sekolah Muhammadiyah
5. Sudut pandang: orang pertama
6. Bahasa yang digunakan: tidak baku
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh deborasiregar733 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 08 Feb 22