Berikut ini adalah pertanyaan dari Yeolhanpark1946 pada mata pelajaran Ekonomi untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Apa itu fraud triangle?
Berdasarkan arti harfiahnya, fraud triangle adalah segitiga kecurangan. Istilah tersebut muncul karena -menurut Cressey- terdapat tiga kondisi yang menjadi penyebab kecurangan dalam bisnis.
Skema situasi yang mendorong perbuatan fraud inilah yang disebut dengan fraud triangle. Ketiga elemen yang dimaksud adalah opportunity, pressure atau motivasi, dan rationalization atau justifikasi.
Berdasarkan teori tersebut, siapa saja dapat melakukan tindak kecurangan apabila ketiga elemen tersebut terpenuhi. Dengan kata lain, bisnis milikmu selalu ada dalam risiko fraud, terlebih jika sudah memiliki banyak karyawan.
Tiga elemen fraud triangle adalah opportunity, pressure, dan rationalization.
1. Pressure atau tekanan
Pressure merupakan salah satu faktor krusial dalam peristiwa fraud. Setiap pelaku kecurangan umumnya memiliki tekanan kuat dalam dirinya sehingga ia memutuskan berbuat curang.
Selain karena masalah yang dialami, pelaku juga biasanya tidak terbuka kepada lingkungan sekitar. Mungkin masalah tersebut memang dianggap sulit dipecahkan dengan terbuka kepada orang lain sehingga pelaku terdorong melakukan fraud
Meskipun sebagian besar kasus fraud terkait dengan keuangan, namun uang bukan pressure satu-satunya. Kadang tekanan timbul dari keinginan menduduki jabatan tertentu sehingga karyawan melakukan fraud untuk menjatuhkan citra rekan kerjanya.
2. Opportunity atau peluang
Ketika seorang staf memiliki tekanan besar untuk berbuat curang, tindakan tersebut tidak akan terjadi tanpa adanya peluang. Tersedianya kesempatan untuk melakukan fraud bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, pengawasan perusahaan yang masih lemah, terutama terkait keuangan. Faktor lainnya, Standard Operational Procedure (SOP) yang tidak berjalan dengan baik. Mungkin fungsi supervisi sudah diatur dengan sangat jelas, tetapi pelaksanaan aturan atau SOP tersebut masih kurang optimal.
Berikutnya, dalam bisnis yang masih berkembang, kesempatan dapat muncul akibat pekerjaan ganda. Misalnya, seorang staf ditugaskan mengurus kasir, laporan akuntansi, serta pembelian sekaligus.
Alasannya mungkin karena staf masih terbatas atau menghemat biaya operasional. Akan tetapi, alih-alih menyelamatkan dana perusahaan, hal ini justru dapat menjadi bumerang karena tidak ada fungsi kontrol. Akhirnya, muncul peluang terjadinya fraud. Selain itu, peluang fraud juga bisa timbul akibat situasi kerja yang kurang kondusif.
Sementara itu, kontrol reaktif tentu diterapkan sebagai reaksi dari peristiwa yang diduga sebagai fraud. Contohnya, pemberian surat peringatan atau whistleblowing. Perlu diakui, cara whistleblowing jarang sekali diterapkan sebab berpotensi memicu gesekan dalam organisasi bisnis.
3. Rationalization atau pembenaran
Seperti semua tindakan melanggar hukum lainnya, fraud juga membuat pelakunya berhadapan dengan konsekuensi tertentu. Dampaknya dapat berupa pemutusan hubungan kerja sampai tuntutan pidana.
Saat tindakan kecurangan terdeteksi, pelaku biasanya akan memberikan alasan-alasan untuk merasionalisasi perbuatannya. Tujuannya jelas agar tindakan fraud yang dilakukannya terkesan wajar dan dapat dimaklumi.
Alasan yang kerap dilontarkan sebagai bentuk rasionalisasi adalah gaji yang diberikan kurang sesuai, sedangkan perusahaan telah memperoleh banyak keuntungan berkat kontribusi
Jenis fraud triangle dalam keuangan bisnis
Sebagai pemilik. Kamu perlu bisa mempercayai karyawan dalam pekerjaannya. Dengan begitu, staf dapat bekerja dengan optima. Namun, kamu juga perlu memahami bahwa fraud triangle perlu mendapat perhatian khusus.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, siapa pun dapat menjadi pelaku kecurangan, termasuk orang yang kamu percaya. Pelaku juga bisa melakukan kecurangan kapan saja.
Karena itu, kenalilah dengan baik aspek dalam perusahaan yang kerap menjadi objek fraud. Karyawan kerap melakukan beberapa jenis kecurangan, antara lain:
Mencuri data keuangan perusahaan.
Melakukan mark up biaya reimbursement atau biaya proyek perusahaan.
Menyalahgunakan biaya perusahaan seperti tagihan pajak.
Menggelapkan uang gaji karyawan.
Menggunakan sumber daya milik perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Mencuri laporan keuangan.
Penyelewengan laporan keuangan, misalnya menghilangkan laporan pada periode tertentu.
Potensi terjadinya fraud di lingkungan kerja
Walaupun tindakan fraud tidak jarang di luar dugaan, tetapi kamu sebetulnya dapat menganalisis potensi timbulnya kecurangan. Bagi para pemilik bisnis atau human resource manager, analisis lingkaran 10-80-10 dapat menjadi alternatif cara mendeteksi potensi fraud.
Analisis tersebut bisa menggambarkan watak, loyalitas, serta integritas seorang karyawan dalam organisasi bisnis milikmu. Analisis ini dibagi menjadi 10% elite, 80% defiant, dan 10% resistant bottom.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh andrewmeviandre18 dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Wed, 07 Sep 22