Berikut ini adalah pertanyaan dari CarolineNathaniella pada mata pelajaran Sejarah untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
Jawaban dan Penjelasan
Berikut ini adalah pilihan jawaban terbaik dari pertanyaan diatas.
Jawaban:
Karena mengetahui bahwa orang banyak itu berencana datang dan memaksa dia menjadi Raja atas mereka, Yesus menyingkir lagi ke bukit seorang diri.
16 Ketika hari sudah mulai malam, para murid turun menuju ke danau
17 dan setelah naik ke perahu, mereka mulai menyeberangi danau menuju Kapernaum. Hari sudah mulai gelap, tetapi Yesus belum juga datang menemui mereka.
18 Danau mulai bergelora karena angin yang sangat kuat bertiup.
19 Kemudian, ketika mereka telah mendayung perahu sejauh sekitar 25 atau 30 stadia, mereka melihat Yesus berjalan di atas danau dan mendekati perahu sehingga mereka ketakutan.
20 Namun, Yesus berkata kepada mereka, “Ini aku, jangan takut!”
21 Setelah itu, mereka mau menaikkan dia ke dalam perahu dan tiba-tiba perahu itu sudah sampai ke tempat yang mereka tuju.
Penjelasan:
Kita akan mulai dengan membahas tentang kebiasaan Yesus menyingkir dari orang banyak untuk seorang diri. Injil pada dasarnya merupakan sesuatu yang sosial. Kita perhatikan bahwa Yesus selalu dikerumuni orang banyak. Yesus terkadang begitu sibuk sehingga dia bahkan tidak mempunyai waktu untuk makan. Hal ini tidak terbatas kepada Perjanjian Baru, tetapi juga Perjanjian Lama. Kedua Perjanjian adalah tentang jemaat Allah, di mana para anggota jemaat menyembah bersama, belajar bersama, makan bersama, dan bila perlu hidup dan mati bersama. Jadi, agama Alkitab bukanlah agama untuk para pertapa yang memisahkan diri dari masyarakat awam. Para abdi Allah suka menghabiskan waktu yang berkualitas dengan orang banyak.
Namun, para pembaca Injil yang jeli akan memperhatikan satu kebiasaan Yesus untuk sekali-kali menyingkirkan diri dari orang banyak untuk menyendiri. Pada permulaan pelayanannya, ia menghabiskan empat puluh hari dan empat puluh malam seorang diri di padang belantara. Di Lukas 6, Yesus disebut naik ke bukit untuk berdoa, dan di sana ia berdoa kepada Allah sepanjang malam. Di Matius 14, kita perhatikan hal yang sama, dengan penekanan bahwa Yesus berdoa sendirian. Kemudian yang terkenal di Matius 26 di Taman Getsemani, yang melukiskan bahwa “ia sedikit menjauh (dari murid-muridnya), lalu sujud dengan wajahnya menyentuh tanah”.
Jadi, kita dapat melihat bahwa Yesus mempunyai kebiasaan untuk dari waktu ke waktu menarik diri sepenuhnya dari semua orang, termasuk yang paling dekat sekalipun, hanya untuk menyendiri “bersama Bapa”. Yang penting di sini adalah menyendiri “bersama Bapa”. Ada banyak orang juga suka menyendiri, tetapi entah buat apa. Ada pula yang suka sendirian justru karena tidak menyukai sesama manusia.
Pada kesempatan ini, “para murid turun menuju ke danau” bukan atas inisiatif sendiri, tetapi justru dipaksa Yesus.
Yesus segera mendesak murid-muridnya masuk ke perahu dan pergi mendahuluinya ke seberang, sementara ia menyuruh orang banyak itu pulang. (Matius 14:22)
Kata yang diterjemahkan sebagai “mendesak” dapat juga diterjemahkan sebagai “memaksa”. Murid-muridnya tidak ingin berpisah dari dia. Apakah saudara mempunyai kebiasaan ini? Untuk menarik diri dari orang-orang terdekat, bahkan anak-anak dan istri hanya untuk menyendiri?
Kebiasaan menyendiri bersama Bapa ini bukan saja dapat dilihat pada Yesus, tetapi pada abdi-abdi Allah di sepanjang masa. Kita melihatnya pada Nuh, yang sepertinya selalu sendirian bersama Allah. Demikian pula, Abraham, Yakob, Musa dll. Pada waktu-waktu mereka bersendirianlah, Allah menampakkan diri-Nya dan berbicara kepada mereka. Dengan kata lain, Allah bergaul dengan mereka sendirian.
Semoga dengan pertanyaan yang sudah terjawab oleh zakirahfaiha dapat membantu memudahkan mengerjakan soal, tugas dan PR sekolah kalian.
Apabila terdapat kesalahan dalam mengerjakan soal, silahkan koreksi jawaban dengan mengirimkan email ke yomemimo.com melalui halaman Contact
Last Update: Tue, 16 Aug 22