2.Pentingnya Pemasar Memanfaatkan "Konten Kreasi Konsumen”
Membangun brand engagement di era digital dapat dilakukan pemasar lewat aktivitas online.
Terlebih konsumen saat ini menjadi lebih selektif karena dihadapkan oleh berbagai konten di media
digital. Pemasar yang mampu menghadirkan pengalaman bermakna-lah yang mampu memenangkan
hati konsumen. Di tengah pergeseran perilaku konsumen ini, konten di media online maupun offline
menjadi kunci kesuksesan pemasaran.
Kemunculan Konten Kreasi Konsumen (K3), menjadi salah satu fenomena yang menunjukkan
pergeseran perilaku tersebut. “K3 adalah konten berbentuk video, audio, gambar digital, blog, wiki,
cerita, forum diskusi, posting, chat, tweets, podcasting, pin, iklan, dan dalam bentuk media apapun yang
diciptakan oleh konsumen mengenai suatu brand/produk yang tersedia dalam berbagai media,” jelas Uki
Utama, CEO Right Hand.
Kemunculan K3 tersebut disebabkan karena meningkatnya suara konsumen di media online,
sehingga saat ini menjadi sumber konten yang paling berpengaruh dan terpercaya bagi konsumen. Hal
itu, menurut Uki, adalah bentuk lanjutan dari umpan balik dan inovasi. “Hasilnya, K3 sudah berkembang
dan meluas ke bentuk konten yang bervariasi, seperti photo, video, pertanyaan, chat, dan masih banyak
lagi. Bahkan, perkembanganya melebihi marketing WOM (word of mouth). “Bahkan, K3 bertransformasi
menjadi komunikasi yang berpengaruh, terpercaya, dan penting antara konsumen dan pemangku
usaha, pasar, dan merek,” yakinnya.
Tren K3 tak lepas dari mulai menurunnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap iklan
tradisional. Dengan demikian, mereka secara otomatis akan berpaling ke konten yang dibuat oleh teman
atau rekan terdekat yang mempengaruhi keputusan membeli, terlepas dari jenis produk dan barang
apapun.
Sumber:
Artikel di atas menunjukkan bahwa di era pemasaran online seperti saat ini, terdapat pergeseran
perilaku konsumen, salah satunya ditandai dengan kemunculan konten kreasi konsumen (K3).
Berdasarkan hal tersebut, jelaskan peran dan posisi konten kreasi konsumen tersebut pada proses
pengambilan keputusan konsumen menurut Fill (1995)!